Krama desa adat ngayah di Pura Hulundanu Batur, Selasa (4/9). (BP/ina)

BANGLI, BALIPOST.com – Sejumlah persiapan sudah mulai dilakukan krama Desa Pakraman Songan, Kintamani jelang Karya Ngusaba Kapat di Pura Tri Kahyangan Jagat Pura Hulundanu Batur. Sejak beberapa hari terakhir, krama desa adat setempat sudah mulai ngayah membuat tetaring, sanggar tawang serta majejahitan.

Sesuai dudonan karya, puncak karya ngusaba kapat di Pura Hulundanu Batur akan berlangsung pada Purnamaning Sasih Kapat, 24 September. Sekretaris Panitia Karya Jero Saba, Selasa (4/9) mengatakan, krama sudah mulai ngayah sejak awal September.

Kegiatan ngayah dilaksanakan dengan melibatkan krama, baik lanang maupun istri, serta sekaa teruna. Jelang dilaksanakannya karya, pihak panitia juga sudah menyampaikan pemberitahuan kepada subak-subak, desa-desa, dan beberapa lembaga pemerintahan di Bali. Selain menyampaikan terkait dudonan karya, disampaikan juga harapan untuk ikut berpartisipasi ngayah bersama.

Baca juga:  Menjaga Peradaban Bali

Dijelaskan Jero Saba, sesuai dudonan karya, rangkaian Karya Ngusaba Kapat di Pura Hulundanu Batur akan dimulai pada Senin (10/9) dengan menggelar prosesi paku agem dan mejaya-jaya. Dilanjutkan dengan ngawit mekayangan pada Rabu (12/9), ngadegang sesantun ring soang-soang pesucian pada Jumat (14/9), Ngeruak dan nanceb sunari pada Sabtu (15/9) dan ngunggahang ilen-ilen pada Minggu (16/9).

Selanjutnya pada Senin (17/9) akan dilaksanakan pengalang-alang asih, mecaru manca, melaspas alit dan metik. Keesokan harinya pada Selasa (18/9) akan dilaksanakan prosesi negtegang, ngadegang tapini, dan ngunggahang rae angon. Pada Rabu (19/9) dilaksanakan Nuur Tirta Penyaksi Karya, nurr tirta Kahyangan Tiga Desa dan Ngaturin Bhatara Tirta.

Baca juga:  Ketidaksetaraan Gender Hambat Perekonomian

Kamis (20/9) dilaksanakan ngunggahang bakti ring soang-soang pelinggih dan Ida Bhatara Katuran bakti piodalan. Dilanjutkan dengan Melaspas Bagia Pulakerti, ngodal ida bahatara Dalem, ngodal Ida Bahatara ring soang-soang pesuikan dan ngaturin ring pelinggih pada Jumat (21/9).

Pada Sabtu (22/9) dilaksanakan prosesi Ida Bhatara Masucian ring segara, mendak bahatara Tirta, dan ngaturin ring palinggih. Pada Minggu (23/9) dilaksanakan nedunang rare angon, mepada agung dan ngaturin subakti watos.

Kemudian pada Senin (24/9) dilangsungkan puncak karya, ngaturin ring pura pengangket, pura kemulan, pura ibu lan pura segara serta ngaturan Ida Bhatara Bakti Piodalan. Mulai Selasa (25/9) hingga Minggu (30/9) dilaksanakan upacara bhakti penganyar secara bergilir mulai dari Kabupaten Karangasem, Buleleng, Badung, Gianyar, Tabanan dan Jembrana, serta Kodya Denpasar.

Baca juga:  Ratusan Pedagang Pasar Sengol Pindah ke GOR Kebo Iwa

Selanjutnya pada Senin (1/10) digelar prosesi ngaturin Desa Pakraman, pepranian Kabupaten Klungkung, penyineban kabupaten Bangli dan Ida Bhatara Ngeluur. Rangkaian karya diakhiri dengan prosesi nuek bagia pula kerti, nganyut ke segara, mapawilangan dan maguru piduka pada Selasa (2/10) mendatang. Demi lancarnya pelaksanaan karya, Jero Saba selaku panitia berharap kepada seluruh umat sedharma untuk berpartisipasi ngayah serta meluangkan waktu ngaturang bhakti selama karya ngusaba berlangsung. (Dayu Swasrina/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *