DENPASAR, BALIPOST.com – Koperasi dan UKM harus melek teknologi di era digital kalau tidak akan ditelan kemajuan zaman. Peringatan itu terlontar bukan tanpa alasan. Pesatnya perkembangan teknologi dibarengi dengan bertumbuhnya generasi melek teknologi yang akrab disebut generasi milenial menyebabkan usaha konvensional tergerus. Mati pelan-pelan.
Menyikapi peringatan ini, beragam upaya dilakukan Kementerian Koperasi dan UKM, agar koperasi dan UKM tak hanya bergerak di sektor konvensional. Koperasi diajarkan merambah dunia digital dan ikut larut dengan kemajuan teknologi di zaman disrupsi ini.
Presiden Joko Widodo dalam sambutannya ketika menghadiri puncak peringatan Hari Koperasi Nasional ke-71, 12 Juli 2018 secara gamblang memaparkan peringatan ini dan memberikan contoh koperasi yang sukses di luar negeri. “Kita sekarang ini hidup, yang pertama di era teknologi, yang kedua di era globalisasi, dan yang ketiga di era milenial. Kita harus sadar semuanya bahwa perubahan sekarang ini terjadi begitu sangat cepatnya. Revolusi Industri 4.0 menurut McKinsey Global Institute, perubahan yang terjadi 3.000 kali dibandingkan perubahan pada revolusi industri yang pertama. Artinya apa, perubahan ini akan sangat cepat sekali,” sebut Presiden dalam pidatonya, dikutip dari laman www.setkab.go.id.
Oleh sebab itu, ia meminta semua pihak harus mengerti semuanya, apa itu artificial intelligence, apa itu internet of things, apa itu big data, apa itu advanced robotic. “Kita harus mengerti semuanya, kalau tidak kita ditinggal. Perkembangan-perkembangan hyperloop, Tesla, cryptocurrency, ini harus mengerti semuanya. Insan koperasi juga sama, ini harus mengerti semuanya. Karena perubahan ini akan sangat cepat sekali. Sering regulasinya belum ada perubahannya sudah datang, peraturannya belum ada perubahannya sudah datang. Inilah perubahan-perubahan yang harus kita sadari bersama agar kita tidak ditinggal oleh zaman,” tegasnya.
Terkait koperasi, ia mengaku sangat senang sekali bahwa perkembangan koperasi sudah ada peningkatan yang cukup baik. Kontribusi koperasi terhadap PDB ini 4,48 dari sebelumnya 3,99. Ada peningkatan yang cukup baik, tetapi belum melompat, belum meloncat. Terlebih, sudah ada koperasi di Indonesia yang sudah masuk bursa saham, yakni Kospin Jasa.
Koperasi diingatkan juga harus masuk ke teknologi-teknologi digital. “Saya kira di awalnya enggak usah yang canggih-canggih, mulai dulu dengan semua anggota koperasi harus pintar pakai WhatsApp (WA). Semua anggota koperasi fasih bagaimana memanfaatkan fitur-fitur yang ada di dalam aplikasi WhatsApp (WA). Kemudian pastikan koperasi juga pasang laman, pasang laman di Instagram, pasang laman di Twitter, di Facebook. Dan sekali kita sudah masuk ke media sosial, koperasi sudah masuk ke media sosial, kita harus mengerti juga mana posting-posting yang menarik, mana posting-posting yang menyentuh, mana posting-posting yang memukau dan menarik perhatian. Kalau kita mulai masuk ke sana kita akan mengerti, karena kalau enggak ya percuma. Enggak bakal ada yang like atau enggak ada yang bakal mem-follow kita,” urainya.
Hal-hal seperti ini harus mulai dimasuki dan pelan-pelan nanti berkembang dengan aplikasi-aplikasi yang lebih canggih. Seperti mulai jualan di platform e-commerce atau mau buat online store sendiri. Karena anak-anak muda sekarang semuanya ada di situ, di Instagram, Twitter, YouTube, Gojek, dan retail-retail online.
Dalam pemaparannya, ia juga mencontohkan koperasi terbaik yang ada di dunia. Ada Fonterra dari Selandia Baru. Fonterra adalah sebuah koperasi yang bergerak di bidang susu dan produk susu yang dimiliki bersama oleh 10.500 petani di Selandia Baru. Menghasilkan omset 17,2 miliar New Zealand Dollar Baru atau sekitar 165 triliun rupiah.
Dengan omzet segitu, Fonterra telah menjadi perusahaan terbesar. Fonterra ini menjadi perusahaan terbesar di Selandia Baru. “Kita ingin di Indonesia juga sama, ada perusahaan Indonesia yang terbesar adalah koperasi. Ke sana itu ya betul-betul belajar, bagaimana mereka me-manage koperasinya sehingga menjadi perusahaan terbesar di New Zealand. Dan Fonterra ini telah berhasil merebut 30 persen, Fonterra berhasil merebut 30 persen dari seluruh ekspor susu dan produk susu di dunia. Dan ini adalah, sekali lagi, sebuah koperasi, koperasi, koperasi. Mereka bisa kenapa kita tidak?” tanyanya.
Kemudian ada lagi sebuah koperasi di Amerika. Namanya Ocean Spray. Koperasi yang sangat sukses mengembangkan buah cranberry. Dari awalnya cuma mengumpulkan hasil petani cranberry, kemudian menjual buah segarnya cranberry. Kemudian Ocean Spray mengembangkan produk minuman, membuat jus dari cranberry, sampai kemudian juga membuat kismis cranberry, buah cranberry yang dikeringkan dan banyak dipakai untuk kue-kue, saus untuk es krim, dan yang lain-lainnya.
Koperasi juga selayaknya menjadi tempat para anggota untuk belajar bersama mengenai marketing, mengenai kemasan, mengenai variasi produk. Tempatnya memang harus di koperasi.
Tiga Langkah Strategis
Guna meningkatkan peran koperasi dalam pertumbuhan ekonomi, sesuai dengan arahan Presiden Jokowi, Kementerian Koperasi dan UKM menjalankan Reformasi Total Koperasi melalui tiga langkah strategis, yakni Reorientasi, Rehabilitasi dan Pengembangan. Langkah strategis melalui Reformasi Total Koperasi telah membuahkan hasil. Berdasarkan data yang diolah Kemenkop UKM dari data BPS, kontribusi PDB koperasi terhadap PDB nasional terus meningkat. Tahun 2014, PDB koperasi hanya 1,71 persen kemudian meningkat menjadi 3,99 persen tahun 2016 dan tahun 2017 naik lagi menjadi 4,48 persen.
Terkait koperasi melek digital, Menteri Koperasi dan UKM, AAGN Puspayoga mengutarakan di era serba digital ini, koperasi harus mampu beradaptasi dalam dunia internet dan layanan e-commerce. Berbagai program dilakukan Kemenkop UKM agar koperasi melek internet.
Salah satunya melalui pengembangan Online Data System (ODS) berbasis Web dan berbasis Smartphone. Hal ini dilakukan untuk terus mengedukasi pelaku Koperasi untuk lebih familiar dan terbiasa memanfaatkan IT dalam operasional Koperasi, salah satunya dalam melaksanakan kewajiban organisasi kepada pemerintah berupa pelaporan hasil pertanggungjawaban yang dilakukan minimal 1 (satu) tahun sekali.
Ada juga Aplikasi Sisminbhkop (Sistem Administrasi Badan Hukum Koperasi) yang bisa dimanfaatkan oleh para pelaku gerakan koperasi untuk pengesahan Badan Hukum Koperasi dan perubahan Anggaran Dasar Koperasi.
Kemudian, RAT Online untuk melaporkan hasil Rapat Anggota Tahunan Koperasi secara online;
Dan, layanan e-commerce misalnya dengan membuka sekaligus menginisiasi kanal promosi produk Koperasi dan UKM di media sosial (medsos) Instagram @Kemenkopukm bertajuk “Pasar Senen UKM” sebagai wadah promosi untuk para pelaku Koperasi dan UKM tanah air.
Di samping itu, Kemenkop UKM juga punya Technopreneur yang merupakan fasilitasi promosi dan pameran bagi produk yang dikelola oleh pelaku usaha bagi para wirausaha pemula dan Pelaku Koperasi berbasis IT.
Kemenkop UKM berkomitmen terus menjalankan Reformasi Total Koperasi sehingga koperasi menjadi lembaga bisnis yang harus dikelola secara profesional seperti usaha swasta atau BUMN. Dengan strategi ini koperasi bisa tetap eksis di masa depan dan meningkatkan kontribusinya bagi pendapatan negara.
Pemerintah diharapkan sampai kapanpun tetap melaksanakan kebijakan dan program yang berpihak kepada Koperasi dan UKM agar mampu menjadi unit usaha yang inklusif, adaptif, sehat, kuat, tangguh, dan mandiri dalam menghadapi perubahan dinamika global dalam lingkungan bisnis yang semakin dinamis. Upaya dan strategi terutama dalam era disruption, era digitalization dan era economic sharing agar koperasi dan UMKM tetap eksis terutama mengedepankan strategi, antara lain peningkatan kualitas sumber daya manusia, peningkatan akses pembiayaan dan perluasan skema pembiayaan, peningkatan nilai tambah produk dan jangkauan pemasaran, penguatan kelembagaan usaha, peningkatan kemudahan, kepastian dan perlindungan usaha.
Hal ini semata-mata diarahkan sebagaimana tujuan pembangunan jangka panjang nasional agar koperasi dan UMKM ke depan memiliki daya saing secara berkelanjutan.
Kualitas Meningkat
Berdasarkan hasil program rehabilitasi, dari keseluruhan jumlah koperasi sebanyak 212.570 unit koperasi pada 2014, turun menjadi 152.714 koperasi. Rinciannya, sebanyak 80.008 koperasi telah melaksanakan Rapat Umum Anggota (RAT) dan yang belum melaksanakan RAT sebanyak 72.706 dan yang telah dibubarkan sebanyak 40.103 koperasi. Melaksanakan RAT merupakan salah satu prinsip koperasi yang harus dilaksanakan.
Lanjut dijelaskan Puspayoga, Secara kualitas, kinerja koperasi mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukkan dengan bertambahnya koperasi skala besar yang masuk 300 besar, yaitu peringkat 233. Selain itu ada Koperasi sebagai penyalur KUR, yaitu Kospin Jasa, Koperasi Sidogiri, dan Kopdit Obor Mas. Juga, koperasi sebagai penyalur KUMi, koperasi yang masuk Bursa Efek, dan membeli Saham BRI Syariah.
“Dari perkembangan koperasi, dapat dilihat dari sangat banyak koperasi yang berhasil bertransformasi hingga menjadi badan usaha berdaya saing tinggi. Antara lain, Kospin Jasa merupakan koperasi pertama yang berhasil menjadi penyalur KUR. Kemudian Kospin Jasa juga koperasi pertama yang berhasil mencatatkan anak usahanya PT JMA Syariah di Bursa Efek Indonesia,” sebut Puspayoga.
Koperasi Karyawan Telkomsel (Kisel), lanjutnya, merupakan contoh koperasi modern yang telah memiliki 5 anak perusahaan bergerak di 3 sektor bisnis utama, yakni Sales & Channel, General Services, dan Telco Infrastructure Services. Kisel telah membuka 11 kantor wilayah dan 42 kantor cabang. Kisel membukukan omzet Rp 6,4 triliun dan total aset Rp 1,09 triliun tahun 2017 dan membagikan SHU Rp 63,7 miliar.
KWSG atau Koperasi Warga Semen Gresik adalah salah satu koperasi yang berkembang menjadi lembaga multibisnis. Saat ini KWSG memiliki berbagai unit bisnis, pabrik fiber cement “Gress Board”, Ritel & Resto, Unit Simpan Pinjam, Perdagangan Umum, Ekspedisi dan Perdagangan Bahan Bangunan. Tahun 2017, KWSG mencatatkan pendapatan Rp 2,5 triliun dengan total aset Rp 1,2 triliun serta membagikan SHU Rp 7,4 miliar.
Staf Ahli Menteri Koperasi dan UKM Bidang Ekonomi Makro Hasan Jauhari mengatakan bahwa pelaku usaha koperasi dan UKM (KUKM) harus mau dan mampu menghadapi ketatnya persaingan di era digital. Kalau tidak, maka KUKM akan tertinggal dan tergilas ditelan kemajuan zaman.
Hasan menambahkan, era digitalisasi merupakan tantangan besar yang tidak ringan bagi pelaku KUKM di Indonesia, terutama yang ada di wilayah pedesaaan. “Bagi mereka yang ada di pedesaan, ini merupakan budaya baru. Ini menjadi tantangan besar bagi kita semua agar seluruh KUKM di Indonesia sudah mau dan mulai untuk melek teknologi dengan menerapkan sistem digital,” tambahnya.
Selanjutnya Hasan mengakui, masih banyak koperasi yang belum mengarah ke sistem digitalisasi. Contoh kongkrit, masih banyak koperasi yang melakukan Rapat Anggota Tahunan (RAT) secara konvensional. “RAT dengan cara itu sangat rumit dan butuh biaya sangat besar. Sayangnya, koperasi yang sudah melakukan RAT secara online masih bisa dihitung dengan jari,” tandas Hasan.
Padahal, lanjut Hasan, bila koperasi melakukan RAT secara online, maka akan banyak keuntungan yang didapat. Diantaranya, tingkat partisipasi anggota lebih besar, kecepatan dalam mengambil keputusan, hingga biaya yang sangat murah. “Selain itu, bila KUKM melakukan usaha secara digital, maka akan bisa meningkatkan dan memperbesar skala usaha yang pada ujungnya akan menciptakan efisiensi. Tata kelola KUKM juga menjadi lebih mudah dan murah,” jelasnya. (Diah Dewi/balipost)