DENPASAR, BALIPOST.com – Pernah mendengar diet ketogenik? Kalau belum, coba simak artikel ini.

Diet ketogenik ini tergolong unik. Pasalnya, diet pada umumnya pasti menghindari lemak untuk mencapai berat badan ideal.

Berlawanan dengan hal tersebut, diet ketogenik justru menyarankan konsumsi makanan tinggi lemak dan rendah karbohidrat. Sebenarnya diet ketogenik merupakan terapi untuk penderita epilepsi.

Diet ini turut membantu dalam mengontrol serangan kejang. Namun saat ini diet ketogenik banyak digunakan orang untuk menurunkan berat badan.

Efek Samping

Dalam diet ini, dikutip dari klikdokter.com, lemak yang akan dibakar, bukan karbohidrat. Diet ini bukannya tanpa efek samping.

Baca juga:  Hendak Dibawa ke RSJ Bangli, ODGJ Mengidap Epilepsi Ngamuk

Diet ketogenik bila diterapkan pada mereka yang bukan penderita epilepsi, dalam jangka pendek tak ada masalah. Namun bila dilakukan dalam jangka panjang, dapat berujung pada kelainan metabolik ketoasidosis.

Bahkan seseorang mungkin saja mengalami penurunan kesadaran, hingga koma.

Berikut ini beberapa efek samping dari diet ketogenik:

1. Sering buang air kecil

Pada awal diet ketogenik, tubuh akan membakar cadangan karbohidrat dalam organ hati dan otot. Pembakaran ini akan menyebabkan banyak produksi cairan. Saat konsumsi kabohidrat menurun, ginjal akan mengeluarkan cairan berlebih tersebut.

Baca juga:  Vaksin PMK Babi di Denpasar Capai Belasan Persen

2. Lemah dan pusing

Banyak mineral seperti garam, potassium, dan magnesium yang juga terbuang saat tubuh mulai membuang banyak cairan. Akibatnya tubuh terasa lemah, mudah lelah, dan pusing. Anda dapat menghindari efek samping ini dengan mengonsumsi lebih banyak garam dan potasium pada alpukat dan sayur.

3. Hipoglikemia

Pada dasarnya tubuh sudah terbiasa dengan pola makan ideal yang terdiri dari banyak karbohidrat. Hal ini membuat tubuh juga terbiasa mengeluarkan sejumlah hormon insulin untuk membakar karbohidrat tersebut.

Saat Anda mengurangi konsumsi karbohidrat, maka hormon insulin yang dikeluarkan tubuh bisa menyebabkan terjadinya penurunan kadar gula secara drastis. Kondisi ini disebut hipoglikemia.

Baca juga:  Tambahan Kasus COVID-19 Nasional Tunjukan Kenaikan, Bali Masih 1 Digit

4. Konstipasi

Efek samping jarang buang air besar terjadi karena tubuh dehidrasi. Tubuh kehilangan cairan dan garam. Diet ketogenik juga tidak menyarankan terlalu banyak konsumsi sayuran yang akan membuat Anda kekurangan serat.

Jadi, bolehkah Anda menerapkan diet ketogenik untuk mencapai berat badan ideal? Sebelum menerapkannya, kenali terlebih dulu efek samping di atas yang sering terjadi pada awal diet ketogenik. Bila perlu, konsultasikan terlebih dahulu pada dokter. (Goes Arya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *