JAKARTA, BALIPOST.com-Fitnah dan berita bohong (hoaks) dinilai sebagai kejahatan peradaban. Sebab, fitnah dan hoaks telah merusak bahkan membunuh peradaban yang seharusnya menjujung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
Penegasan disampaikan Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto saat audiensi dengan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) di Kantor DPP PDI Perjuangan, Jl Diponegoro 58, Jakarta, Rabu (26/9).
Pertemuan dengan organisasi maupun komunitas anti hoaks dianggap perlu karena makin memanasnya situasi mendekati Pemilu 2019. Apalagi, tahapan kampanye pemilu sudah dimulai sehingga informasi hoaks makin bertebaran.
“Politik sejatinya adalah membangun peradaban dan memerdekakan manusia Indonesia. Hoax itu antikemanu`siaan, sebuah tembok tebal yang menutup kebenaran dan membunuh peradaban itu sendiri,” kata Hasto.
Hasto mengatakan, PDI Perjuangan partai yang paling sering menera fitnah dan hoax. Namun, tegas Hasto, pihaknya tidak akan meniru cara-cara tak beradab yang dilakukan para penyebar fitnah dan hoax tersebut.
Sebaliknya, pihaknya terus mengajak masyarakat secara luas dan kader partai secara khusus, untuk menggunakan cara-cara beradab dalam berpolitik.
“Kepada kader-kader kita selalu mengedepankan tindakan positif, karena tindakan positif akan menghasilkan habit positif, dan habit positif akan melahirkan kultur yang positif,” tutur Hasto.
Menyinggung munculnya situs dengan nama alamat skandalsandiaga.com yang memuat tentang berita hokas perselingkuhan Cawapres Nomor Urut 2 Sandiaga Salahuddin Uno, Hasto meminta aparat penegak hukum harus bergerak cepat menangkap dan memproses hukum pelakunya sehingga isunya tidak melebar.
“Kita cek sekaligus diproses hukum pelakunya, karena sejak awal kami menginginkan kampanye dengan tradisi positif untuk menampilkan bagi Inodnesia Raya, termasuk komitmen kepada masyarakat Indonesia agar para pemimpin menampilkan karya terbaik. Sebaiknya aparat penegak hukum proaktif,” tegasnya.
Sementara itu, Komisioner Mafindo Ratih Ibrahim, mengatakan PDI Perjuangan adalah partai pertama yang dikunjungi untuk bersama-sama melawan fitnah dan hoax. Selanjutnya, pihaknya akan menggelar pertemuan dengan partai lainnya dan berbagai pemangku kepentingan tentang bahaya hoaks.
“Hoax adalah racun. Jika masyarakat terus menerus mengonsumsi racun maka akan menjadi sakit. Sebaliknya tanpa hoax, masyarakat bukan hanya objektif tetapi juga sehat,” kata Ratih.
Dalam kesempatan itu, Mafindo juga memaparkan sejumlah fitnah dan hoax yang pernah menyerang PDI Perjuangan. Fitnah dan hoax dilakukan dengan beragam konten, yakni teks, gambar maupun video.(hardianto/balipost)