BANGLI, BALIPOST.com – Kasus kematian anak sapi secara misterius di Desa Langgahan, Kintamani kembali terjadi. Kali ini, anak sapi yang mati milik I Nyoman Wardiana, peternak di desa setempat. Anak sapi yang baru berumur 12 hari itu ditemukan mati dengan ciri kematian berbeda dengan kkasus sebelumnya yakni adanya luka gores pada leher. Menyikapi adanya kasus kematian sapi secara misterius untuk kelimakalinya itu, Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Kabupaten Bangli langsung turun ke lokasi mengambil sampel guna diperiksa di laboratorium.
Informasi yang dihimpun Kamis (27/9) menyebutkan, kasus kematian sapi misterius itu diketahui warga Kamis pagi sekitar pukul 07.30 wita. Saat itu seorang warga Ni Made Rastini bermaksud ke kebunnya yang lokasinya berdekatan dengan tempat ditemukannya anak sapi yang mati. Saksi ketika itu melihat induk sapi milik korban lepas dari ikatannya sementara di dekatnya ditemukan seekor anak sapi sudah tergeletak. Pada saat diperiksa anak sapi tersebut masih hangat. Pada badannya, ditemukan ada beberapa luka cakar di leher, kaki dan telinga. Melihat hal itu saksi kemudian memberitahukan kepada pemilik I Nyoman Wardiana.
Kasubag Humas Polres Bangli AKP Sulhadi mengatakan mendapat informasi tersebut pihak kepolisian langsung turun ke lokasi untuk memeriksa kondisi anak sapi yang mati. Untuk memastikan penyebab kematian, polisi menghubungi Dinas PKP Bangli guna mengambil sampel hewan tersebut.
Perbekel Desa Langgahan Komang Dangkayana saat dihubungi membenarkan adanya kejadian tersebut. Dikatakannya berbeda dengan kasus kematian sebelumnya yang isi jeroannya hilang, anak sapi yang mati kali ini kondisinya masih utuh namun ada luka gores pada leher. Sejak adanya kasus kematian anak sapi secara misterius, warga di desanya telah melakukan sejumlah upaya. Salah satunya dengan melakukan upacara dengan harapan tidak ada lagi kasus serupa yang terulang.
Sementara itu, dikonfirmasi terpisah Kadis Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Bangli I Wayan Sukartana mengaku telah menurunkan petugasnya ke lokasi untuk mengambil sampel bangkai anak sapi tersebut, guna diperiksa di laboratorium. “Kami sudah ambil sampelnya untuk dibawa ke lab. Ini merupakan kasus yang ke lima di Desa Langgahan,” kata Sukartana. (dayu rina/balipost)