Indonesia dinilai sukses menjadi tuan rumah ajang olahraga bergengsi Asian Games. Bahkan, Komite Olimpiade Internasional dan Dewan Olimpiade Asia mengapresiasi penyelenggaraan dan partisipasi masyarakat dalam Asian Games ke-18 di Jakarta dan Palembang beberapa waktu lalu.
Di luar itu, pergelaran Asian Games di Jakarta telah mampu menyedot transaksi mencapai Rp 40,6 triliun. Terdiri atas investasi konstruksi, operasional penyelenggaraan, dan tiket pengunjung. Sementara di Palembang, penyelenggaraan Asian Games telah menghasilkan transaksi senilai Rp 11,1 triliun.
Kesuksesan menjadi tuan rumah Asian Games, rupanya membawa kepercayaan diri Indonesia untuk menjadi tuan rumah pesta olahraga Olimpiade tahun 2032 mendatang. Terlebih, jika melihat transaksi yang dihasilkan. Tidak hanya itu, penyelenggaraan event ini juga membawa dampak pada pariwisata. Tak heran jika Malaysia mengangkat tema “Sport and Tourism” pada peringatan Hari Pariwisata Sedunia tahun 2004 lalu. Berkaca dari keberhasilan penyelenggaraan Asian Games dan apa yang terungkap di Malaysia, memang sudah sepantasnya event olahraga apalagi internasional dikemas menjadi wisata MICE (Meeting, Incentive, Convention and Exhibition).
Untuk menuju Olimpiade 2032, tentu berbagai hal harus mendapat perhatian. Paling tidak, Indonesia bisa belajar dari pengalaman Brazil dalam penyelenggaraan Olimpiade Rio tahun 2016. Mengingat sebelumnya tahun 2014, Brazil juga menjadi tuan rumah Piala Dunia. Pemerintah Brazil kala itu menargetkan lebih dari setengah juta turis selama Olimpiade. Juga, mampu menciptakan 120.000 lapangan pekerjaan yang diproyeksikan meningkat 130.000 per tahun pada 10 tahun kemudian. Jika memang Indonesia berhasil mendapat kepercayaan menjadi tuan rumah Olimpiade 2032, ada waktu cukup panjang membenahi berbagai sarana dan prasarana penunjangnya.
Persiapan barangkali bisa dilakukan mulai digelarnya pertemuan IMF (International Monetary Fund—Dana Moneter Internasional) di Bali pertengahan Oktober 2018 ini. Lobi-lobi mesti dilakukan untuk menarik investasi bagi penyiapan sarana dan prasarana penyelenggaraan Olimpiade 2032. Mengingat, pertemuan IMF-WB (Bank Dunia) kali ini diikuti para menteri keuangan dan gubernur bank sentral dari 189 negara dengan total peserta sekitar 15.000 orang.
Tidak hanya untuk menarik investasi, ajang IMF-WB ini juga harus dimanfaatkan untuk mempromosikan Indonesia ke mata dunia agar dapat dipilih dan dipercaya menjadi tuan rumah Olimpiade 2032. Harapan ke depan atau jangka panjangnya, event olahraga dunia itu menjadi promosi wisata MICE untuk menggaet lebih banyak turis, membuka investasi dan lapangan kerja. Keberhasilan Asian Games dan pertemuan IMF menjadi batu loncatan untuk merebut kepercayaan dunia agar Indonesia bisa terpilih menjadi tuan rumah Olimpiade 2032.