Sejumlah pengungsi dari Palu, Sulteng, tiba dengan menggunakan pesawat Hercules saat transit di Bandara Ngurah Rai, Jumat (5/10). (BP/edi)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Pada Jumat (5/10), sebanyak 120 orang pengungsi dari Palu, Sulawesi Tengah ikut menumpang pesawat Hercules milik TNI AU menuju Bandara Ngurah Rai. Tiba sekitar pukul 15.50, pesawat Hercules ini sebelumnya bertolak dari Makasar untuk mengangkut pasukan pengamanan untuk kegiatan IMF-WB.

Menurut Danlanud Ngurah Rai, Kolonel Pnb Wibowo Cahyono S, S.Sos., sebenarnya pesawat ini memang datang untuk mengangkut personel sebagai dukungan kegiatan IMF. Namun untuk mengoptimalkan fungsi pesawat Hercules, sejumlah warga yang akan meninggalkan Palu, juga ditampung disana. “Warga yang ikut ada yang turun di Bali sebanyak 3 orang. Sisanya akan diberangkatkan ke Jawa Timur dan Jawa Tengah,” kata Kolonel Wibowo.

Baca juga:  PLN Sediakan 1.274 MW untuk Pasokan Bali saat Pertemuan IMF-WB

Sebelumnya kata Kolonel Wibowo, satu unit pesawat Hercules juga sudah sempat datang mengangkut pengungsi. Sebanyak 110 orang pengungsi sudah diterbangkan menuju Jawa Timur dan Jawa Tengah. “Sebenarnya pesawat ini untuk mengangkut personel, namun karena ada warga yang akan ikut, sekalian. Tidak hanya itu, nanti pada saat kembali ke Makasar, pesawat juga akan diperbantukan untuk mengangkut bantuan untuk korban Gempa dan Tsunami di Sulteng,” pungkasnya.

Baca juga:  Soal PP Penghapusan Piutang Macet, Wamen UMKM Persilakan Pelaku Usaha ke Bank

Salah seorang warga yang ikut dalam pesawat Hercules ini, Besti Novitasari (26) asal Banyuwangi mengatakan, dirinya turun di Bali karena lokasi Bali yang dekat dengan Banyuwangi. Diceritakan, saat kejadian gempa, dirinya tinggal di dalam rumah. Namun saat itu Besti tidak mengetahui gempa yang terjadi mengakibatkan Tsunami. Akibat kondisi yang masih tidak memungkinkan, dirinya memilih pulang ke Banyuwangi.

Besti yang pulang bersama tantenya, July Agustin mengaku, orangtuanya tidak mau untuk diajak pulang ke Banyuwangi. Orangtua Besti lebih memilih tinggal di Palu, meski kondisi masih kurang bagus. “Orangtua saya masih di Palu, mereka tidak mau balik ke Banyuwangi,” tuturnya. (yudi karnaedi/balipost)

Baca juga:  Gunung Agung Siaga, Ratusan Warga Baturinggit Mengungsi ke Denpasar

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *