TABANAN, BALIPOST.com – Kabupaten Tabanan memiliki sentra kopi di kecamatan Pupuan. Menariknya, selain bisa sebagai seduhan yang pas dinikmati di saat pagi atau malam hari, ternyata kopi juga memiliki manfaat lain untuk bisa dinikmati. Salah satunya menjadikan kopi untuk aksesoris, berupa gelang kopi. Yakni, gelang berbahan dasar biji kopi. Selain unik, gelang tersebut ternyata ada manfaatnya. Inovasi gelang kopi ini pun mulai diperkenalkan dalam peringatan hut kota Tabanan di kecamatan Pupuan, Sabtu (13/10).
Penggagas gelang kopi yang juga perbekel Munduk temu, kecamatan Pupuan I Nyoman Wintara mengatakan ia ingin mencoba inovasi tersebut dengan harapan kedepan bisa membuka peluang ekonomi untuk pendapatan masyarakat desa Munduktemu.
Diterangkannya, ide pembuatan gelang kopi ini berawal dari saran dan masukan kreatifitas yang terus digali dari masyarakat setempat, yang tentunya disesuaikan dengan bakat kreatifitas yang mereka miliki. Selain hoby melukis yang sudah diterapkan dengan inovasi kerajinan lukisan di batok kelapa yang didasari banyaknya potensi batok kelapa yang tidak dimanfaatkan dengan baik. Muncul pula ide untuk membuat aksesoris gelang kopi, sebagai upaya mengenalkan kopi dari sisi lain. Meski diakuinya terobosan ini sudah ada di luar daerah, bagi Wintara, asalkan ada niat dan kemauan yang kuat, potensi ini bisa menjadi peluang ekonomi yang luar biasa bagi masyarakat setempat. Bahkan hasil dari pertemuan tersebut sepakat membentuk kelompok dengan nama MisMas Kreatif Mundukteu dimana arti kata MisMas yakni merubah Mis atau sampah menjadi eMas.
“Dari usulan membuat gelang kopi itu akhirnya kami coba, kebetulan kopi hasil kebun saya sendiri yang saya pakai, dan kebun saya sudah tidak menggunakan pupuk kimia dari enam tahun lalu,” terangnya, Minggu (14/10).
Menariknya, aroma kopi masih kental terasa dari aksesoris gelang. Aroma khas kopi juga tercium hingga kedalam tubuh, dan dipercaya bermanfaat menetralisir bau badan serta cocok untuk relaksasi. “Saat dipakai kena pengaruh panas suhu badan, jadi harum kopinya jadi lebih terasa dan keluar, makanya saya bilang menetralisir bau badan,” ucapnya.
Dalam proses pembuatan aksesoris dari biji kopi ini, Wintara menjelaskan harus dari jenis bibit kopi pilihan. Kelebihannya, aroma kopinya tidak memudar dalam jangka waktu yang lama, selain itu jika dibanting ataupun jatuh tidak pecah.
“Kopinya dari butir pilihan, disana tingkat kesusahannya termasuk menyangrai kopi harus kematangan yang tepat agar tidak rapuh,” ucapnya.
Hanya saja, lanjut kata Wintara, untuk gelang kopi ini baru ada dua orang warga yang membidangi. Jika hasil kerajinan ini seandainya mampu diterima dipasar, barulah nanti akan ditularkan pada warga lainnya. Dan jika nantinya gelang kopi ini bisa diterima dipasaran, maka pecinta kopi bisa memesan aksesoris ini sebagai buah tangan atau souvenir. (puspawati/balipost)