Program TOSS yang diterapkan Pemkab Klungkung dikunjungi Kementerian PUPR beberapa waktu lalu. Pada IPP 2018 yang digagas Kemenpan-RB, program tersebut bersama Bima Juara masuk 40 besar, setelah sebelumnya masuk top 99. (BP/adv)

 

LANGKAH Pemerintah Kabupaten Klungkung menerapkan program Beli Mahal Jual Murah (Bima Juara) dan Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS) tak sia-sia. Setelah masuk sebagai Top 99, kini program untuk mendukung bidang pertanian dan lingkungan itu berhasil masuk 40 besar Inovasi Pelayanan Publik (IPP) tahun 2018 yang digagas Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB). Hal tersebut disampaikan Kabag Humas dan Protokol Setda Klungkung, I Ketut Suadnyana, Senin (22/10).

Dijelaskan, dua program tersebut masuk sebagai program inovasi kategori Kabupaten. Klungkung berada dalam satu barisan dengan 14 kabupaten lain, yakni  Banyuwangi, Lumajang, Luwu Utara, Malang, Merauke, Pangkep, Rote Dao, Sumbawa, Takalar, Teluk Bintuni, Timor Tengah Utara, Trenggalek, dan Tulung Agung yang juga menawarkan program khusus. “Tadi (kemarin-red) diumumkan. Penghargaan rencananya diberikan 7 November nanti di Jakarta,” jelasnya.

Baca juga:  Kelola Sampah, Desa Padangtegal Mandiri dengan Rumah Kompos

Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta mengatakan tidak mudah menciptakan program yang efisien, outputnya jelas dan bermanfaat bagi masyarakat. Perlu ada komitmen dan dukungan bersama. Disebutkan, program Bima Juarasebagai salah satu upaya untuk meningkatkan pendapatan petani dengan mewajibkan KUD membeli gabah petani lebih mahal yang nantinya akan menekan dan menstabilkan harga beras. KUD juga diwajibkan menjual beras kepada BUMDes, PNS, Koperasi, toko modern lebih murah dari harga pasar. Bupati Suwirta mengakui konsep ini sebenarnya sudah dipakai lama saat menjadi Manajer Koperasi Pasar Srinadi.

Baca juga:  TOSS Enam Desa Macet

Sedangkan program TOSS, sampah diolah melalui proses peyeumisasi selama seminggu, selanjutnya dicacah dan diolah jadi pelet yang nantinya bisa digunakan sebagai bahan bakar kompor memasak manual dan juga bisa digunakan sebagai pembangkit listrik dengan gasifire serta  gasnya bisa digunakan langsung untuk kompor. Program yang digagas pada akhir 2017 ini sebagai bentuk dukungan dalam penerapan enegeri terbarukan yang digalakkan pemerintah. Respon positif telah mengalir dari sejumlah pihak, termasuk anggota Dewan Pertimbangan Presiden maupun Kementerian PUPR dan sejumlah kepala daerah di luar Bali.

Baca juga:  Tingkatkan PAD, Pemkab Naikkan Harga Material Galian C

“Jika semua elemen mendukung secara terus menerus, saya yakin dua program inovasi ini akan mampu menekan inflasi dan menuntaskan permasalahan sampah,” sebutnya.

Ditambahkan pula, dari inovasi ini juga akan diperoleh Dana Insentif Daerah (DID) yang nantinya digunakan untuk penguatan dan pengembangan, tidak hanya di Klungkung tapi juga untuk ditempat lainnya. (ADV/Balipost)

 

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *