TABANAN, BALIPOST.com – Hama adalah musuh semua petani. Untuk memberantasnya tidak sedikit petani yang menggunakan bahan kimia.

Namun seiring dengan makin diminatinya produk pertanian organik, saat ini petani secara perlahan-lahan mengurangi penggunaan bahan kimia. Selain pupuk yang mulai memakai organik, dalam memberantas hamapun menggunakan teknologi tepat guna yang bebas dari bahan kimia.

Pemberantasan hama menggunakan teknologi tepat guna ini diterapkan oleh petani di Desa Munduk Temu, Pupuan tepatnya petani yang masuk dalam P4S (Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya) Batur Sari Kebon. Teknologi tersebut berupa lampu perangkap hama yang ramah lingkungn. “Alat ini dibuat dalam rangka pengendalian hama tanaman tanpa menggunakan obat kandungan kimia,” ujar salah satu petani di Banjar Kebon Jero Desa Munduk Temu Ketut Suardika, Rabu (24/10).

Baca juga:  Masih Banyak Duktang di Badung Enggan Lapor Diri, Harus Ada Sanksi

Menurut Suardika, teknologi ini diadopsi dari teknologi tepat guna yang diproduksi oleh lembaga P4S Joglo, Nganjuk, Jawa Timur. Kebetulan alat tersebut sempat diperkenalkan pada ajang temu karya tepat guna (TTG) di GWK beberapa waktu lalu dan mendapat prestasi harapan I tingkat nasional.

Suardika yang berkecimpung dalam P4S Batur Sari Kebon Jero kemudian berinisiatif untuk mengadopsi lampu perangkap hama tersebut. “Terlebih saat ini Desa Munduk Temu merupakan kawasan desa wisata di Tabanan dengan orientasi pertanian organic. Teknologi tepat guna ini akan sangat efektif mendukung hasil produksi pertanian organik, sekaligus menekan biaya dari penggunaan obat kimia yang sebelumnya digunakan untuk pengenlian hama,” jelasnya.

Baca juga:  Sebelum Hadiri Gala Dinner WWF ke-10, Presiden Fiji Sempatkan Diri ke Mal

Hama yang umum menyerang tanaman perkebunan di Pupuan adalah hama penggerek batang. Namun keberadaan hama ini biasanya dipantau secara kasat mata oleh petani dan biasanya yang terlihat prosentasinya kecil. “Sebelum dipasang alat penangkap hama ini secara kasat mata hama penggerek batang dan keberadaan hama lainnya terlihat sedikit. Tetapi setelah alatnya dipasang ternyata ada ratusan hama yang terperangkap. Salah satunya, berupa kumbang,” ujar Suadika.

Baca juga:  Di Ubud, Enam Vila Diduga Tak Berizin Disidak

Karena keefektifan alat tersebut menangkap hama, adopsi dan pemasangan teknologi tepat guna ini rencananya tidak hanya diterapkan di Desa Munduk Temu tetapi juga oleh P4S Somia Pertiwi di Desa Wangayabetan Penebel dan P4S Sri Rahayu di Desa Kukuh, Marga. (Wira Sanjiwani/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *