Suasana pelaksanaan peringatan Sumpah Pemuda. (BP/dok)

Tepat 90 tahun lalu, tepatnya 28 Oktober 1928, Sumpah Pemuda dikumandangkan anak bangsa. Momen tersebut sebagai salah satu motor dalam menggapai kemerdekaan Indonesia.

Semangat itu mesti tetap menggelora pada pemuda pada zaman now.  Anak bangsa harus terus mengemban api semangat tersebut, untuk mengisi kemerdekaan. Apalagi cita-cita pendiri bangsa untuk mencapai adil dan makmur, masih jauh dari harapan.

Patut diapresiasi bersama, bahwa pertemuan para pemuda kala itu menggugah semangat tanpa batas. Kolonialisasi yang dihadapi tidak menjadi aral untuk mereka tetap bersatu. Momen tersebut harus memberikan kesadaran pada kita bahwa pemuda selalu menjadi harapan bangsa. Di tangan para pemuda inilah, masa depan bangsa berada.

Memaknai Sumpah Pemuda di zaman now tentu akan berbeda dengan zaman sebelumnya. Bahwa zaman now sudah semakin maju. Apa yang tidak pernah dipikirkan pada era sebelumnya, kita nyata adanya.

Baca juga:  Gubernur Koster Harap Yayasan Dwijendra Berkontribusi Majukan SDM Bali

Salah satunya, soal kecepatan penyampaian dan keterbukaan informasi. Namun bukan berarti, semangat pemuda zaman now mengalahkan zaman dulu. Tidak. Terbukti Sumpah Pemuda diikrarkan saat fasilitas sangat terbatas. Artinya, semangatnya harus sama namun sisi yang diperjuangkan pasti berbeda.

Jangan sampai kemajuan yang telah diraih malah menggeser semangat para pemuda. Sebab, ada indikasi hal itu terjadi. Saat hidup serba-enak, tidak ada penjajah justru semangat satu nusa, bangsa, dan bahasa bergeser. Adanya gerakan yang menentang NKRI, harus menjadi sebuah catatan yang mesti dilawan. Gerakan yang memecah belah bangsa dengan isu SARA tentu tidak boleh dibiarkan.

Baca juga:  Memanfaatkan Medsos untuk Kesiapsiagaan Bencana

Apalagi ada pembiaran terhadap usaha merusak bangsa yang sudah kokoh dengan Pancasila, tentu membuat negeri ini mundur. Jangan sampai dengan alasan berdemokrasi, bangsa ini selalu dibelenggu dengan perbedaan yang memecah belah. Jangan sampai dengan alasan berdemokrasi, bangsa ini tanpa kendali. Jangan sampai karena berdemokrasi, kita membiarkan hoax dan ujaran kebencian tidak mendapat penanganan. Tentu itu sangat keliru.

Berdemokrasi mestinya dipedomani sebagai sikap yang menerima perbedaan tanpa ada perpecahan. Demokrasi harus dijadikan vitamin untuk menumbuhkan dan membumikan semangat bineka tunggal ika.

Karenanya, pemuda zaman now harus semakin inovatif. Masalah satu nusa, bangsa, dan bahasa dipastikan sudah selesai. Kita tidak lagi mempersoalkan hal tersebut. Semangat Sumpah Pemuda harus menjiwai gerak langkah kita dalam menciptakan kesejahteraan secara bersama-sama.

Baca juga:  IATA Bersurat, Pemprov Tak Khawatir Penurunan Penumpang Asing

Pada era yang aksesnya sudah mudah ini, ekspektasi kepada pemuda Indonesia menjadi sangat besar. Jangan sampai pemuda Indonesia tidak sadar akan peran pentingnya untuk memajukan republik ini.

Pada zaman ini, pemuda mempunyai kesempatan yang sama untuk berhasil dan berkontribusi besar tanpa memerhatikan asal keluarganya, agamanya, daerahnya, atau identitas lainnya. Kesuksesan menjadi milik pemuda yang cepat beradaptasi dan mau bekerja keras.

Pemuda zaman now diharapkan dapat membuat karya-karya yang membuat Indonesia menjadi negara disegani secara global. Untuk mencapainya, pemuda Indonesia harus terus bersemangat mengasah diri, membangun kepekaan sosial, solution-oriented, selalu bekerja sama secara efektif, dan berorientasi pada aksi nyata.

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *