JAKARTA, BALIPOST.com – Disaster Victim Investigation (DVI) Polri beserta tim berhasil mengidentifikasi empat jenazah korban jatuhnya Lion Air JT 610 dan telah diserahkan oleh pihak Lion Air kepada pihak keluarga. “Saya sangat mengapresiasi hasil kerja DVI Polri beserta tim gabungan yang telah berhasil identifikasi korban. Saya berharap korban lainnya dapat dengan cepat teridentifikasi juga,” kata Plt. Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub M. Pramintohadi Sukarno di Jakarta, Sabtu (3/11).

Menurut Pramintohadi, keempat korban yang telah teridentifikasi atas nama Jannatun Cintya Dewi, Chandra Kirana, Monni dan Hiskia Jorry Saroinsong. Dirut Angkasa Pura 2 telah melakukan pendampingan dan ikut mengantar keluarga korban musibah atas nama Chandra Kirana.

Jenazah korban dan keluarga menggunakan Batik Air tujuan Palembang. Proses berjalan lancar dan Angkasa Pura 2 memberikan dukungan penuh bekerja sama dengan Maskapai Lion Air Group.

Ia mengatakan, dari Posko SAR Gabungan di Dermaga JICT Pelabuhan Tanjung Priok disampaikan bahwa jumlah personel ditingkatkan menjadi 869 dari hari sebelumnya 858 personel, terdiri Basarnas, TNI, Polri, Petugas Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP), Bea Cukai, Palang Merah Indonesia (PMI) serta Bakamla, dan ditambah Indonesia Diver, Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia (POSSI) Semarang.

Data dari Basarnas disebutkan, total kantong jenazah yang dievakuasi sebanyak 73 kantong. Rinciannya dari 2 November delapan kantong, 1 November sembilan kantong, 31 Oktober delapan kantong, 30 Oktober 24 kantong, 29 Oktober 24 kantong.

Sementara itu, pertemuan Ditjen Hubud, Lion Air, Boeing Representative dan General Electric Representative antara lain membahas permintaan kepada Boeing dan General Electric untuk memberikan support kepada Lion Air dan Garuda terkait operasional penerbangan jenis pesawat Boeing 737-8 MAX.

Lebih lanjut Boeing diminta untuk membantu dalam proses evaluasi terkait repetitive problems, pelaksanaan troubleshooting, kesesuaian antara prosedur dan implementasi pelaksanaan aspek kelaikudaraan dan juga kelengkapan peralatan (equipment) untuk melakukan troubleshooting. Boeing dan General Electric berjanji akan tetap melakukan komunikasi secara intensif dengan Ditjen Hubud.

Terkait rekapitulasi data Aircraft Ramp Inspection pada 31 Oktober 2018 sampai dengan 2 November 2018, Dirjen menyampaikan, pesawat yang diperiksa sejumlah 27 pesawat yang dioperasikan oleh Lion Air, Garuda Indonesia, Air Asia dan Wings Air. Adapun hasil pemeriksaan, seluruh pesawat telah memenuhi standard kelaikudaraan.

Ia mengatakan, kegiatan Aircraft Ramp Inspection terhadap B737-8MAX sebanyak 11 pesawat yang beroperasi di Indonesia telah dilaksanakan di Bandara Soekarno Hatta Jakarta, Bandara Kualanamu Medan, Bandara Ngurah Rai Denpasar serta Bandara Sam Ratulangi Manado. Hasilnya telah memenuhi standard kelaikudaraan. (Nikson/balipost)

Baca juga:  Pasien Meningkat, Rumah Sakit Membutuhkan Nakes Mencapai 20 Ribu
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *