MANGUPURA, BALIPOST com – Pembangunan pariwisata selain bisa menambah jumlah kunjungan wisatawan, juga diharapkan bisa menambah nilai manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar. Dalam artian, bisa menghapus kemiskinan mengurangi pengganguran dan memberikan nilai manfaat ekonomi. Hal itu ditegaskan Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata, Kementerian Pariwisata, Dadang Rizki Ratman saat membuka Indonesia Tourism Atraction Expo & Forum (ITAEF) 2018 di Kuta, Kamis (8/11).

Selain itu kata Dadang, dalam pembangunan pariwisata, perlu dilakukan penambahan nilai manfaat sosial budaya. Dengan adanya Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia (PUTRI), keberadaan sosial budaya atau kearifan lokal harus tetap terpelihara seperti yang selama ini telah diterapkan di Bali. “Tidak hanya itu, terhadap lingkungan juga perlu dilakukan dalam meningkatkan nilai manfaat pelestarian lingkungan hidup. Seperti memelihara lingkungan hidup baik di sekitar destinasi ataupun secara keseluruhan,” harapnya.

Baca juga:  Jadi Desa Wisata, Desa Temesi Kini Lakukan Penataan Lingkungan

Sementara, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Anak Agung Gede Yuniartha Putra menyampaikan, sektor pariwisata merupakam penyumbang devisa selain minyak dan gas bumi. Hal ini membuat pemerintah mengadakan sektor ini sebagai pilar pembangunan ekonomi nasional. Sehingga sektor pariwisata di Indonesia dapat berkembang ke arah lebih baik.

Sektor pariwisata selama satu dekade tumbuh sebesar 19 persen. Hal ini berbanding lurus dengan kedatangan wisman yaitu sebesar 15 persen. Dari tahun 2010 jumlah kunjungan sebesar 1,7 juta dan 2017 sudah meningkat menjadi 5,6 juta lebih wisman.

Baca juga:  Desa Adat Dukuh Penaban Karangasem Dukung Era Baru Pariwisata

Dengan pertumbuhan jumlah wisman ini, pihaknya berharap, destinasi harus terus dikembangkan. Pihaknya mendorong pengembangan desa wisata.

Sebelumnya sudah ada 100 desa wisata, kini sudah bertambah menjadi 136 desa wisata. “Saya sudah sampaikan di kabupaten/kota untuk mendata tempat rekreasi dan destinasi yang ada di daerah mereka. Dan bisa dipromosikan destinasi yang ada. Ini diharapkankan terus dikembangkan termasuk pariwisata budaya termasuk alam culture buatan dan ini memang harus seimbang. Tentu hal ini tujuannya adalah untuk menumbuhkan perekonomian daripada masyarakatnya,” pungkasnya. (Yudi Karnaedi/balipost)

Baca juga:  Desa Wisata Penglipuran Dibuka Kembali
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *