Wisatawan menikmati keindahan Kawah Ijen, Banyuwangi. (BP/ist)

 

BANYUWANGI, BALIPOST.com – Para pendaki yang akan mengunjungi Kawah Ijen, Banyuwangi, sepertinya harus bersabar. Pasalnya, kawah yang terkenal dengan api biru tersebut ditutup untuk umum, mulai Rabu (21/11). Penutupan berlangsung tiga hari. Penyebabnya, jalur pendakian ke puncak Ijen diperbaiki.

Perbaikan menyasar drainase di sepanjang jalur pendakian. Sehingga, keamanan pendaki bisa terjaga. Akibat penutupan pendakian, membuat suasana di pintu masuk Ijen mendadak sepi. Hanya, sejumlah pekerja yang sibuk menggarap pengerjaan proyek.

Baca juga:  Di Atas 4.000 Orang, Tambahan Pasien COVID-19 Sembuh Nasional Lampaui Kasus Baru

“ Kita tutup mulai 21-23 November. Jadi, ada perbaikan irigasi di sepanjang jalur pendakian,” kata Kepala Resor Taman Wisata Kawah Ijen, Sigit Haribowo.

Perbaikan infrastruktur pendakian, kata dia, dimulai dari pos masuk hingga 1 kilometer menuju puncak Ijen. Sigit menambahkan, perbaikan drainase ini difokuskan di jalur pendakian yang rawan longsor. Apalagi, beberapa bulan ke depan memasuki musim penghujan. Ditambah lagi, memasuki musim libur akhir tahun.

“Hasil cek lapangan, ada beberapa titik jalur pendakian yang rawan longsor. Jadi, kita kebut perbaikan drainasenya,” tegasnya.

Baca juga:  Abu Vulkanik Gunung Agung Menyebar ke Banyuwangi

Pihaknya khawatir, jika jalur pendakian tak diperbaiki, akan berbahaya bagi wisatawan. Apalagi, setiap harinya sekitar 1000 pendaki memadati jalur ini hingga ke puncak. Selain perbaikan infrastruktur, penutupan jalur pendakian ke Ijen untuk merehabilitasi ekosistem. “ Jadi, ekosistem biar alami, tanpa ada yang mendaki satupun,” imbuhnya.

Tingginya angka kunjungan wisatawan, lanjut Sigit, ikut berdampak pada ekosistem di lokasi.

Tak hanya bagi wisatawan, penutupan jalur pendakian juga diberlakukan bagi aktivitas penambangan belerang. Penambang yang selama ini menjadi daya tarik wisatawan ikut libur. Dilarang mendaki. Akibatnya, aktivitas penambangan ikut sepi. Puluhan penambang yang biasanya berburu belerang memilih pulang. Pos yang biasa dipakai berkumpul para penambang ikut sepi. Hanya beberapa peralatan yang ditinggal pemiliknya. “ Ini benar-benar untuk pemurnian ekosistem, meski hanya tiga hari,” pungas Sigit. (budi wiryanto/balipost)

Baca juga:  Mohon Bantuan Dana Pura

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *