Salah satu upaya petani di salah satu Subak Abian guna meningkatkan kualitas produksi kakao Jembrana. Tahun 2019 ditargetkan produksi naik menjadi 300 ton. (BP/olo)

NEGARA, BALIPOST.com – Produk unggulan ekspor Jembrana, Kakao terus digenjot produksinya. Tahun 2019, ditargetkan produksi menembus 300 ton setahun. Tahun ini, angka produksi baru berkisar 45 ton dari 41 subak abian yang sudah tersertifikasi. Diakui, masih banyak tanaman yang sudah tua dan perlu peremajaan untuk memperoleh hasil yang maksimal.

Kepala Bidang Perkebunan pada Dinas Pertanian dan Pangan, Komang Ariada, Senin (3/12) mengatakan produksi Kakao kualitas ekspor memiliki pasar yang luas. Bahkan tahun ini, dari target 200 ton baru terpenuhi 75 ton untuk ekspor. Serta 50 ton untuk kebutuhan buyer lokal. Hal tersebut dipicu anomali iklim, sehingga berdampak pada masa panen yang mundur. “Semestinya bulan April sudah (panen), mundur jadi September. Hujan pada awal tahun dan akhir tahun ini sangat berdampak,” ujar Ariada.

Baca juga:  Faber-Castell Perkuat Pasar di Bali

Namun selama setahun ini, jumlah Subak Abian yang tersertifikasi bertambah menjadi 41 dari sebelumnya 38 subak. Terkait Subak tersertifikasi ini, tahun 2020 nanti ditargetkan sudah tembus 80 subak abian dengan total luas 6.258 hektar.

Lanjut Ariada, secara keseluruhan di Jembrana total ada 148 subak abian. Namun yang berpotensi untuk produksi kakao ada 80 subak. “Tahun depan kita targetkan bisa 300 ton Kakao,” terangnya. Karena itu sejumlah upaya dilakukan untuk peningkatan produksi. Di antaranya strategi peremajaan kakao khususnya yang umur pohonnya sudah 30 tahun ke atas. Kakao itu harus diremajakan agar tahan serangan penyakit.

Baca juga:  I Kadek Wahyu Rihartana Giri, Dari Tari ke Silat

Selain itu juga, dengan mengadakan kegiatan sekolah lapang pengendalian hama terpadu. Di beberapa Subak yang rawan dengan penyakit dan khususnya yang sudah tersertifikasi akan disasar sekolah lapang itu. “Lainnya melalui bimtek (bimbingan teknis) pembinaan langsung, penyuluhan langsung ke subak abian,”ujarnya.

Selain dari Pemkab Jembrana, Subak Abian Kakao juga mendapatkan suport dari pemerintah provinsi. Seperti bantuan alat-alat untuk di hilir (pengolahan fermentasi). Untuk Kakao kualitas ekspor menurutnya diminati buyer dari Jepang, Perancis dan Uzbekistan. Sertifikasi ini menurutnya penting. Upaya merubah mainset perilaku petani dari yang  produksi instans, menjadi kakao yang tersertifikasi. (surya dharma/balipost)

Baca juga:  BSF, Strategi Produk UMKM Bali Tembus Pasar Global

 

 

BAGIKAN

1 KOMENTAR

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *