Suasana pembahasan dalam Konferensi ICT ASEAN yang berlangsung di Ubud Gianyar Rabu. (BP/nik)

GIANYAR, BALIPOST.com – Sepuluh Menteri Informasi dan Telekomunikasi Negara Anggota ASEAN dan Sekretaris Jenderal International Telecommunication Union (ITU) melakukan pembahasan Cross-Border Data dan Dinamika Digital ASEAN. Pembahasan itu berlangsung  dalam Konferensi ICT ASEAN Telecommunication and Information Technology Ministers Meeting (TELMIN-2018). Kegiatan ini digelar selama dua hari sejak Rabu (05/12) hingga Kamis (06/12) hari ini.

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menyatakan saat ini perlindungan data pribadi menjadi perhatian semua negara. Apalagi dengan adanya perubahan gaya hidup yang dominan di dunia online.

“Sekarang dengan perubahan yang terjadi di gaya hidup kita semua. Kita bayar tidak pakai tunai lagi, kita belanja sudah online semua. Nanti pada saat crossborder antar semua negara, bagaimana perlakuan datanya, bagaimana menjaga datanya masyarakat ASEAN sendiri,” katanya usai penanaman pohon sebelum acara konferensi di Ubud, Gianyar, Rabu.

Baca juga:  Siemens Pelopori Standardisasi Produk Nasional

Pembahasan itu dalam pandangan Menteri Kominfo tidak hanya pada lingkup ASEAN, melainkan juga dengan negara lain dan kawasan lain,

“Belum lagi antara ASEAN dengan regional yang lain. Kita ketahui seperti Eropa, EU, mereka tidak memperbolehkan ecommerce players negaranya crossborder section dengan negara lain yang tidak mempunyai perlindungan data pribadi,” jelasnya.

Menurut Rudiantara, Indonesia sendiri telah menyepakati untuk memasukkan perlindungan data pribadi dalam agenda penyusunan Undang-undang.

Baca juga:  Peran Guru pada Era Disrupsi

“Dalam konteks Indonesia, pemerintah dan parlemen sepakat UU Perlindungan Data Pribadi itu dan dibahas tahun 2019 sudah masuk ke Prolegnas” tambahnya.

Selain mengenai Cross-Border Data, TELMIN Tahun 2018 ini akan fokus untuk membahas hal-hal yang mempengaruhi dinamika di digital ASEAN itu sendiri.

“Fokusnya adalah hal-hal yang mempengaruhi dinamika di digital ASEAN itu sendiri. Kita juga meminta enlightment dari big tech company menyampaikan kepada kita directionnya perkembangan teknologi seperti apa di dunia, implikasinya kepada global dan kepada ASEAN seperti apa dan apa kira-kira yang mereka suggest bagi kita ASEAN untuk merespon dinamika teknologi ini sendiri,” jelas Menteri Rudiantara.

Baca juga:  Di ICAII 2023, BRI Dianugerahi "Special Award"

Sebelum mulai konferensi, sepuluh Menteri TIK ASEAN dan Sekjen ITU menanam pohon. Menteri Kominfo sendiri menanam pohon juet atau jamblang. Menurutnya hal itu sebagai bentuk perhatian komunitas TIK terhadap pelestarian lingkungan.

“Walaupun kita bidangnya teknologi, digital, startup, digital economy dan lain sebagainya tapi kita juga sebagai manusia harus menjaga ekosistem kita, lingkungan kita dan ini bagian dari environment lingkungan hidup kita yang harus kita senantiasa jaga,” ungkapnya. (manik astajaya/balipost)

 

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *