DENPASAR, BALIPOST.com – Sektor properti tahun ini mulai menggeliat, walau tidak seperti tiga tahun lalu. Awal tahun ini, menurut Ketua DPD REI Bali, I Gusti Made Aryawan, SE, ada peningkatan. Namun konsumennya beli rumah untuk ditempati, bukan investasi.

“Konsumen kami saat ini benar-benar masyarakat yang ingin punya tempat tinggal. Oleh karena itu rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah atau MBR sangat diminati,” ujar Aryawan, Jumat (21/4), di sela-sela REI Bali menyerahkan bantuan ke Panti Sosial Tresna Werda Wana Seraya Denpasar di Jalan Gumitir, Kesiman Kertalangu, Denpasar Timur, jelang Musda IX REI Bali.

Baca juga:  Rangkaian Grand Opening, SIT Singaraja Gelar "Suzuki Day"

Ia berharap ke depan, program-program REI Bali dalam memenuhi kebutuhan papan masyarakat Bali bisa dibantu oleh pemerintah daerah. REI Bali ingin masyarakat Bali memiliki rumah layak huni dengan kondisi lingkungan nyaman, tertata dan asri. “Beberapa pemda sudah mendukung program kami, seperti Buleleng, Negara dan Karangasem. Tahun 2016 anggota REI Bali membangun seribu unit rumah untuk MBR dan respon konsumen sangat bagus,” tandas Aryawan.

Baca juga:  Hujan di Bali Dipicu Pertumbuhan Awan Konventif

Ia berharap tahun 2017-2018 bisa dibangun 2 sampai 3 ribu unit rumah untuk masyarakat ekonomi menengah ke bawah. “Saya rasa peran pemda dalam mewujudkan rumah untuk MBR sangat penting, terutama soal perizinan dan tata ruang. Saya rasa Denpasar dan Badung masih bisa dibangun karena pasarnya ada di sini. Kami berharap ke depan sinergitas Pemda dan REI Bali bisa dibangun lebih baik lagi,” tegasnya.

Sedangkan owner PT Bumi Cempaka Asri (BCA) I Gede Suardita, S.E. menyampaikan hal sama. Tahun ini juga terseleksi pengusaha properti legal dan tidak. “Kalau yang legal pasti mampu bertahan dalam situasi seperti saat ini. Sekarang kan banyak pengusaha properti dadakan dan tidak masuk REI atau organisasi lain,” ujarnya.

Baca juga:  PDAM Stop pelayanan di Zona Merah 

Ia juga menampik pandangan bahwa anggota REI merupakan kumpulan pengusaha ekslusif dan kesannya kurang peduli. “Padahal kami sangat peduli lingkungan serta orang kurang mampu. Kami banyak melakukan kegiatan sosial diantaranya bedah rumah,” ungkap Suardita. (Kerta Negara/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *