DENPASAR, BALIPOST.com – Tuntutan untuk memproduksi produk organik saat ini cukup tinggi seiring makin trennya gaya hidup organik. Bahkan, produk organik ini lebih terbuka pasarnya di mancanegara dan harga jualnya pun lebih menjanjikan sehingga bisa menyejahterakan petani. Demikian dikemukakan Founder Cau Chocolate International, Dr. Ir. I Wayan Alit Artha Wiguna, M.Si, Sabtu (8/12) saat penyerahan sertifikat organik INOFICE yang dihadiri anggota DPD RI dari Bali, Dr. Arya Wedakarna.

Ia mengatakan tren mengonsumsi makanan organik ini membuka pasar baru bagi pelaku usaha. Salah satunya produk coklat. Ia mengutarakan permintaan coklat organik kini datang dari berbagai negara, misalnya Eropa, Amerika Serikat, dan Jepang. “Negara-negara ini juga memiliki sertifikasi produk organik sendiri sehingga ketika kita mau ekspor ke sana, sertifikat itu sudah harus dikantongi,” sebutnya Alit yang juga merupakan penyuluh pertanian di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bali.

Baca juga:  Mangkrak, Pengolahan Pupuk Organik di Kalianget Senilai Rp 1 Miliar

Diungkapkan, Cau Chocolate sendiri baru saja menerima sertifikat organik dari lembaga sertifkasi pangan organik Indonesia, INOFICE (Indonesian Organic Farming Certification). Dengan adanya sertifikat ini, ia optimis pasar produk Cau akan makin terbuka. “Kami selama ini mendatangkan bahan baku biji kakao dari petani Jembrana yang sudah memiliki sertifikat organik dari Amerika dan Eropa. Kini tidak hanya bahan bakunya yang organik, produk coklat Cau juga sudah bersertifikat organik INOFICE,” ungkapnya.

Sejauh ini produk Cau cukup diminati. Perusahaan yang sudah beroperasi 3 tahun ini, dikatakan Direktur Utama Cau Chocolate International, Kadek Surya Prasetya Wiguna, juga sudah diserap sejumlah negara, yakni Singapura, Malaysia, Hongkong, dan Australia. “Untuk pasar Amerika dan Eropa kami sedang melakukan persiapan ekspor karena mereka punya sertifikasi sendiri untuk produk organik. Dengan dikantonginya sertifikat organik dari INOFICE, kami berharap bisa membuka peluang pasar ke dua negara itu,” lanjutnya.

Baca juga:  Di Bangli, Pasar Tradisional Masih Jual Minyak Goreng Rp 20 Ribu Seliter

Surya mengutarakan tak hanya produk coklat, perusahaannya yang tergabung dalam The Kasih Group ini juga meluncurkan Kalong Kopi dan BO & Bread. Ia menjelaskan Kalong Kopi merupakan produk kopi dari kelelawar sedangkan BO & Bread merupakan produk roti dan kue kering berbahan coklat.

Sementara itu, Senator Arya Wedakarna mengaku bangga produk dari Bali bisa dipasarkan secara internasional. Bahkan ia mengaku mengetahui Cau Chocolate dari diplomat Indonesia yang ada di luar negeri. “Saya tau Cau Coklat ini dari para diplomat ketika kunjungan kerja ke luar negeri. Mereka yang bilang bahwa di Bali ada produk coklat yang berkualitas,” ungkapnya.

Baca juga:  Buah Coklat Petani Diserang Lalat Kuning

Ia pun berharap produk Cau Chocolate ini dikembangkan hingga bisa menjadikan Bali sebagai pesaing dari negara-negara Eropa, seperti Belgia dan Swiss, yang terkenal dengan produk coklatnya. Untuk itu, ia menyarankan manajemen agar fokus dalam pengembangan kualitas dan variasi produk. (Diah Dewi/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *