Masalah sampah menjadi masalah kita bersama. Kita terkejut dengan sampah di TPA Suwung kian meluber karena hampir semua kabupaten/kota membuang sampah ke lokasi ini. Sementara penanganan sampah di rumah tangga yang diswakelolakan ke banjar dan desa, dirasakan makin mahal oleh masyarakat.
Sejak Pemkot Denpasar menyerahkan pengelolaan sampah ke banjar dan desa, masyarakat kini wajib mengeluarkan kocek Rp 25.000 – 30.000 sebulan untuk biaya angkut sampah. Bahkan jasa angkutan sampah pun tak setiap hari bekerja.
Saya sebagai warga masyarakat Denpasar termasuk keberatan dengan model pelayanan sampah dikelola swadaya ini. Karena sebelumnya sampah diangkut oleh pegawai DLH Kota Denpasar tiap hari.
Apalagi tak kena biaya lagi karena sudah dipungut dana sampah dimasukkan di rekening PDAM. Kini selain biaya sampah tambah mahal, pelayanan juga kurang maksimal. Bukankah lebih baik kembalikan saja masalah sampah ke DLH Kota Denpasar?
Putu Rahman
Denpasar