DENPASAR, BALIPOST.com – Semenjak sakit, almarhum Drs. A.A. Arka Hardiana, MM. vakum dari dunia politik. Almarhum lebih konsentrasi dengan usaha dan bisnisnya, antara lain hotel salah satunya Melasti Beach Resort Hotel dan SPBU.
“Sebelumnya beliau aktif berpolitik, beliau dari Partai Golkar,” kata Ruth Penny Sihombing, SH., istri almarhum, ditemui di rumah duka, Jero Majelangu Mergaya, Pemecutan, Jalan Imam Bonjol No.605, Denpasar., Sabtu (15/12).
Almarhum Arka dikenal sebagai sosok yang tegas. Tidak hanya dalam menjalani hidup berumah tangga tapi juga dalam profesinya sebagai pebisnis dan politikus.
Di usia yang ke-67 tahun, almarhum divonis menderita kanker hati stadium 4. Pada saat itu gejala yang muncul, tangan kuning dan gatal-gatal, tidak nafsu makan, mual, muntah dan diare.
Penyakitnya baru diketahui setelah stadium 4 lantaran dari pemeriksaan, tim medis tidak menemukan penyakit yang diderita almarhum. Akhirnya almarhum dibawa ke Mt. Elizabeth Hospital di Singapura. Dari sanalah diketahui almarhum menderita kanker hati stadium 4.
Sejak saat itulah, pengobatan rutin dilakukan. Semua keluarga fokus terhadap pengobatan almarhum. “Hampir dua tahun kita tinggalkan semuanya, karena fokus merawat Bapak, bolak-balik Singapura hampir setahun. Dari Januari 2018, pengobatannya di Jakarta, bolak-balik juga. Jadi sudah semua waktu dan energi terkuras untuk pengobatan bapak,” tutur Jero Sandat Hardy, nama panggilannya.
Pada awal diketahui penyakitnya, almarhum masih tetap kuat. Namun sejak menjalani kemoterapi hingga 20 kali justru membuat kondisinya tambah drop. “Selama sakit, bapak tetap berkegiatan cuma dari sini (rumah, red) ke hotel, atau kalau bapak ingin makan apa, kita kemana gitu. Yang penting apa keinginan bapak, kita ikutin,” ungkapnya.
Almarhum yang pernah menjabat DPR RI tahun 2009 -2014 ini akhirnya tak kuasa menahan penyakitnya. Di usia ke-68 tahun, tepatnya 3 Desember 2018, almarhum meninggalkan 8 anak dan 8 cucu.
Dari pernikahan pertamanya, almarhum dikaruniai 4 anak dan dari istri kedua dikaruniai satu anak yang bernama Anak Agung Ngurah Arya Gauthama Hardy (10). Upacara palebon almarhum yang sempat menjadi pengurus di PHRI dan Kadin Bali ini akan dilaksanakan pada pada 18 Desember nanti di Setra Badung. (Citta Maya/balipost)