SINGARAJA, BALIPOST.com – Usulan dana hibah tahun 2019 yang diajukan KONI Buleleng telah disetujui pemerintah daerah. Sekarang KONI mulai mempersiapkan atletnya yang akan berlaga pada Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Bali Tahun 2019 di Tabanan. KONI disebut telah melangsungkan rapat pleno dan memutuskan kuota atlet dan offisial untuk menghadapi laga dua tahunan itu.
Ketua Umum KONI Buleleng Nyoman Artha Widnyana, Jumat (21/12) mengatakan, sebanrnya usulan hibah sebesar Rp 22,4 miliar. Dari usulan hibah tahun depan itu disetujui hanya Rp 16,1 miliar.
Anggaran itu terdiri dari Rp 8,5 miliar untuk partisipasi Porprov Bali, Rp 5 miliar untuk pembinaan cabang olahraga dan kejuaraan, serta Rp 2,5 rutin untuk biaya rutin KONI Buleleng.
Sementara Rp 6,3 miliar sisanya yang rencananya dialokasikan untuk anggaran bonus atlet ditangguhkan. Bonus atlet yang meraih prestasi pada Porprov Bali 2019, akan dibayarkan lewat dana hibah di tahun 2020 mendatang.
Menurut Artha Widnyana, Porprov 2019, Buleleng akan ikut ambil bagian pada 39 cabang olahraga dengan 432 nomor pertandingan. Termasuk dua cabang olahraga eksebisi seperti selam dan muaythai.
Dari rapat pleno anggota KONI Buleleng telah disepakati bahwa jumlah kontingen yang diboyong pada Porprov 2019, maksimal berjumlah 670 orang. Namun angka itu bukan jumlah mutlak. Bahkan berpotensi berkurang.
Meurut Widnyana, Binpres KONI Buleleng telah menyusun formula seleksi. Formula itu telah disepakati pengurus cabang olahraga dalam rapat anggota pada Oktober lalu.
Poin-poin yang akan dijadikan pertimbangan yakni prestasi masing-masing cabang olahraga, hasil tes fisik atlet, hingga program latihan di masing-masing pengurus cabang olahraga. “Kalau lebih dari itu tidak mungkin karena itu sudah kuota maksimal. Kalau kurang, bisa saja. Nanti akan kami seleksi berdasarkan tiga parameter yang telah disepakati dalam rapat anggota,” katanya.
Kuota atlet itu, dalam waktu dekat ini akan mengikuti tahap desentralisasi sudah dimulai pada Maret 2019 mendatang. Selanjutnya dilanjutkan dengan masa sentralisasi latihan sejak Mei hingga Agustus. Masa sentralisasi selama empat bulan itu diharapkan bisa menggenjot prestasi atlet. (Mudiarta/balipost)