TABANAN, BALIPOST.com – Menjelang perayaan Hari Natal perajin aneka pernak pernik Natal di Kabupaten Tabanan kebanjiran order. Permintaan pesanan bahkan sudah mulai ramai sejak bulan Agustus.
Adalah I Putu Agus Sutapa (45), dan saudara kembarnya I Made Agus Semadi (45) pemilik kerajinan besi asal jambe baleran, desa dajan peken yang sejak bulan Agustus hingga bulan November disibukkan dengan pengiriman hasil kerajinan yang mereka buat ke sejumlah negara seperti Jerman, Australia, Inggris dan Amerika.
Dalam setiap pengiriman rata-rata 10 ribu item, tergantung permintaan. Tidak hanya ekspor, permintaan dari pelanggan lokal juga meningkat. Dua saudara kembar ini mengaku sudah 25 tahun bergelut di kerajinan besi, dan 10 tahun terakhir sudah mulai merambah pasar ekspor.
Awalnya, usaha kerajinan besi yang digelutinya memang lebih banyak pada pembuatan tempat lilin dan hiasan dinding. Dan bertahap, Semadi melihat potensi pengembangan kerajinan yakni pernak pernik bernuansa Natal.
“Melihat ada peluang cukup bagus saya coba buat berbagai macam jenis hiasan pernik Natal, mulai dari hiasan gantungan pohon natal, hiasan dinding dan tempat lilin bernuansa Natal,”ucap Agus Semadi.
Setelah muncul ide dan gagasan tersebut, Semadi bersama saudaranya pun terus menggali informasi terkait apa saja yang bisa dikembangkan dari usaha kerajinan besi miliknya agar tidak terkesan monoton. “saya amati dan lihat, kira kira apa saja yang dibutuhkan umat Nasrani saat hari raya Natal,” terangnya.
Usahanya pun membuahkan hasil, ternyata pernak pernik hiasan Natal yang dibuatnya mendapat respon cukup baik. Bahkan dari tamu asing yang berkunjung ke bengkel kerajinannya, ia mendapat peluang untuk ekspor. Kebanyakan para pelanggan dari sejumlah negara ini mengaku jenis kerajinan besi dari Tabanan memiliki keunikan untuk dijadikan hiasan ataupun mempercantik interior rumah, seperti hiasan dinding, tempat lilin, serta kerajinan besi berbentuk binatang.
“Khusus untuk pernak pernik Natal, kami buat sesuai permintaan ada yang berbentuk bulan, burung, ikan, matahari yang ukurannya kecil agar bisa digantung di pohon natal ataupun untuk hiasan interior rumah,” terangnya.
Sistem jual kerajinan yang dihasilkannya ini tidak melalui pihak ketiga, tetapi langsung kepada pembelinya. “Kebanyakan tamu asing datang langsung. Mereka memesan banyak sekaligus untuk dibawa ke negaranya dan dijual kembali,” ujar Semadi.
Mengenai hasil kerajinan besinya lanjut Semadi disesuaikan dengan permintaan pembeli. Dalam mengerjakan kerajinan ini, ia dibantu oleh 25 orang tenaga kerja. Rata-rata pengerjaan satu item kerajinan bisa memakan waktu beberapa jam dan ada juga yang sampai lebih dari satu hari tergantung ukuran dan kerumitan kerajinannya. (puspawati/balipost)