Salah satu pedagang kuliner tengah melayani pembeli di Denpasar Festival, Jumat (28/12/2018). (BP/Dokumen)

DENPASAR, BALIPOST.com – Gelaran Denpasar Festival (denfest) 2018 mulai dibuka, Jumat (28/12). Kebijakan panitia yang menerapkan pembayaran non tunai pada setiap transaksi, belum direspons maksimal oleh para pedagang maupun pengunjung. Akibatnya, pembayaran masih tetap menggunakan uang tunai.

Dari pantauan, sejumlah pedagang mengaku sudah mengetahui program yang diterapkan pada Denfest kali ini. Salah satunya, pembayaran non-tunai. Setiap pengunjung Denfest yang melakukan transaksi, pembayarannya menggunakan moda baru, di antaranya go-pay, t-money atau pembayaran non tunai lainnya.

Baca juga:  PPATK Hentikan Transaksi 121 Rekening

Namun, banyak di antara pengunjung yang belum memiliki aplikasi pembayaran non tunai. Sedangkan di sisi pedagang belum banyak yang siap dengan sistem tersebut.

Salah satu pedagang makanan yang sudah menggunakan sistem pembayaran online di Denfest saat dikonfirmasi, mengaku belum tahu bagaimana teknis penggunaan pembayaran tersebut. Pihaknya mengaku memang sudah sempat mendapatkan sosialisasi, namun setelah sosialisasi tidak ada arahan selanjutnya. Padahal pedagang tidak semua mengerti dengan teknologi saat ini.

Baca juga:  KONI Buleleng Anggap Porprov Sebagai Ajang Kompetisi

“Kemarin sih sudah dapat sosialisasi saja. Cuma selanjutnya diserahkan ke kita. Namun saya tidak mengerti. Katanya uang langsung masuk ke rekening,” ujar pedagang yang enggan namanya ditulis di koran.

Sebelumnya, Kabag Perekonomian Setda Kota Denpasar I Made Saryawan mengungkapkan, sebanyak 400 stand pedagang dari berbagai jenis produk akan disediakan di Denfest. Keseluruhan stand tersebut diwajibkan menggunakan transaksi non tunai dengan menggandeng Go Pay, Ovo Money dan T-Money, hal itu dilakukan untuk mempermudah transaksi bagi para pembeli tanpa menggunakan uang tunai.

Baca juga:  Pemanfaatan Jalur Selatan Kurangi Kepadatan Jalur Udara

Namun kenyataannya, penggunaan transaksi non tunai tersebut masih belum bisa diterapkan secara keseluruhan. “Itu untuk mempermudah transaksi, jadi mereka tidak lagi melakukan pembayaran dengan menggunakan uang tunai dan harus repot mencari kembalian ketika berbelanja,” jelasnya. (asmara/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *