Sejumlah warga mengunjungi pantai di Kabupaten Gianyar, meski terpasang bendera peringatan. (BP/nik)

GIANYAR, BALIPOST.com – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis ruas pantai yang tergolong memiliki kerawanan bencana tsunami. Ada 10 desa di Kabupaten Gianyar tercatat masuk daftar rawan tsunami, bahkan sepanjang kawasan pantai itu masuk dalam kelas bahaya tinggi. Sementara itu Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gianyar pun sudah mewaspadai peringatan ini.

Berdasarkan data BNPB 10 desa itu berada di tepi pantai, yakni, 4 desa di Kecamatan Blahbatuh meliputi; Desa Saba, Pering, Keramas dan Medahan. Lalu 3 desa di Kecamatan Gianyar meliputi Desa Lebih, Tulikup, dan Desa Temesi. Kemudian, 3 desa di Kecamatan Sukawati, meliputi Desa Ketewel Desa Batubulan dan Desa Sukawati.

Baca juga:  Desa Canggu Disiapkan Tanggap Bencana Tsunami

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gianyar, Anak Agung Gde Oka Digjaya, yang dikonfirmasi terkait daftar rawan tsunami itu, mengaku pihaknya sudah sejak lama mewaspadai kerawanan tersebur. “Penghuni pesisir sudah kami berikan edukasi,” ujar Oka Digjaya, dihubungi Minggu (30/12).

Dijabarkan, edukasi yang diberikan berupa sosialisasi tentang kebencanaan seperti simulasi bencana dan mitigasi bencana. Bahkan BPBD Gianyar sudah beberapa kali menggelar simulasi bencana yang melibatkan warga pesisir pantai. Melalui simulasi ini, masyarakat paham akan mitigasi atau upaya pengurangan resiko bencana. “Jadi ketika ada bahaya tsunami, masyarakat sudah paham harus lari kemana,” jelasnya.

Baca juga:  Tsunami di Banten dan Lampung Dipicu Aktivitas Gunung Anak Krakatau

Tidak hanya itu, di sepanjang pantai, termasuk di desa-desa terdampak tsunami juga telah dipasang jalur evakuasi, berupa rambu-rambu evakuasi.

Oka Digjaya mengakui sampai saat ini sepanjang pantai Gianyar tidak memiliki alat pendeteksi tanda bahaya tsunami. Pihaknya untuk sudah berulang kali menyampaikan kondisi ini, baik di provinsi hingga pusat, namun belum ada tindak lanjut. “Sirine belum punya,” ujarnya.

Meski belum dibekali peralatan pendeteksi tsunami, masyarakat diminta tidak khawatir. Selain itu masyarakat harus mengetahui tanda-tanda akan terjadi tsunami, serta proses evakuasi yang sudah disiapkan.  “Tidak ada yang harus ditakuti, ikuti hukum alam,” pintanya.

Baca juga:  Persekusi dan Main Hakim Sendiri Tergolong Perbuatan Melawan Hukum

Ia menyarankan pesisir tetap tenang. “Ancaman tsumami di Gianyar lebih condong ke akibat gempa dan pergeseran lempeng. Tapi astungkara, semuanya baik-baik saja,” tandasnya. (manik astajaya/balipost)

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *