Gelombang tinggi di Pantai Kusamba menyebabkan nelayan menjauhkan perahu dari bibir pantai. (BP/gik)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Gelombang tinggi disertai angin kencang masih terjadi di perairan Klungkung. Akibatnya, para nelayan total tidak bisa beraktivitas.

Guna mengantisipasi gelombang tinggi, para nelayan menjauhkan perahu mereka, agar tidak rusak diterjang gelombang pasang. Seperti para nelayan di Pantai Kusamba, Kecamatan Dawan, Klungkung, para nelayan sementara hanya duduk-duduk di tepi pantai, Kamis (3/1).

Ada yang pasrah menunggu cuaca membaik. Ada pula yang mengisi waktu dengan memperbaiki perahunya, sehingga ketika cuaca mulai normal mereka kembali bisa beraktivitas seperti biasa.

Kerusakan perahu, disebabkan karena beberapa nelayan sempat memaksakan mengais rejeki di tengah laut di tengah situasi cuaca buruk. Akibatnya, gelombang tinggi merusak beberapa bagian perahunya.

Baca juga:  Dari Ribuan Burung Mati Berjatuhan hingga Selamatkan Bali dengan “Quarantine in Paradise”

Salah satu nelayan Wayan Regeg, mengatakan situasi ini sudah terjadi sejak dua minggu terakhir. Tinggi gelombang, rata-rata bisa mencapai dua sampai tiga meter. Sehingga, nelayan memilih memarkir perahunya. “Kalau pagi cuaca masih buruk, kami perbaiki perahu. Malamnya, kami harus menjauhkan perahu dari garis pantai. Karena biasanya gelombang pasang saat malam hari,” katanya.

Dia mengaku memilih menunggu cuaca membaik. Sebab, laut adalah satu-satunya tempatnya mengais rezeki, karena tidak ada keahlian lain. “Kalau cuacanya begini, ikan memang tidak ada. Jadi, kalau dipaksakan pun tidak ada gunanya,” tegasnya.

Meski cuaca buruk dalam pandangan mayoritas nelayan setempat, ada pula nelayan lain yang ambil resiko. Walaupun perahunya bermesin kecil, hanya 15 PK. Kapal dengan mesil kecil seperti ini sangat resiko menerjang gelombang tinggi dan angin kencang.

Baca juga:  Bendesa Adat Punggang Tewas Saat Petik Manggis

Namun, salah satu nelayan Nyoman Karnawan, mencoba peruntungannya, karena sudah tidak ada opsi lain guna memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hasilnya, perburuannya di tengah laut hingga ke selatan kepulauan Nusa Penida, hanya mendapat 15 ekor ikan segar saja.

Sementara, untuk perjalanan melaut sejauh itu habis bahan bakar sebanyak 25 liter. Hasilnya jelas tidak sebanding, alias merugi.

Dengan hasil tersebut, dia pun akhirnya memilih opsi yang sama dengan nelayan lainnya. Yakni, menunggu cuaca membaik dan terus memonitor perkembangan cuaca dari BMKG.

Baca juga:  Sektor Ini, Penyumbang Utama Ekonomi Triwulan I 2023

BMKG sendiri memprediksi cuaca buruk gelombang tinggi disertai angin kencang masih akan terjadi dalam beberapa hari ke depan. Para nelayan diminta tidak memaksakan diri, agar tidak menjadi korban.

Disisi lain, aktivitas penyebrangan pada sejumlah pelabuhan tradisional, masih berjalan normal. Seperti di Pelabuhan Tradsional Banjar Bias Kusamba, aktivitas penyeberangan sampan cepat masih berjalan normal. Hanya saja dengan memperhatikan cuaca seperti itu, para penumpang diminta selalu mengenakan pelampung, guna mengantisipasi kondisi cuaca di tengah perairan Klungkung menuju Pelabuhan Sampalan, Kecamatan Nusa Penida. (Bagiarta/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *