Wisatawan di Pantai Kuta. (BP/dok)

DENPASAR, BALIPOST.com – Wisatawan Australia kembali menduduki posisi pertama kunjungan ke Bali. Sedangkan kunjungan wisatawan Tiongkok menurun 37,51 persen, menduduki peringkat kedua.

Meski wisatawan Cina menurun tajam, namun kunjungan wisatawan November 2018 mengalami peningkatan 12,80 persen (yoy). Sedangkan dibandingkan Oktober 2018, kunjungan wisatawan ke Bali turun 21,37 persen.

Menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Adi Nugroho pertumbuhan wisatawan tertinggi ke Bali November 2018 secara yoy adalah wisatawan Singapura yaitu 52,97 persen. Di peringkat kedua ada Jepang dan Amerika Serikat sebesar 40,42 persen.

Baca juga:  Industri Fashion Muslim Perkuat Destination Brand Indonesia

Sedangkan India 35,59 persen dan Malaysia 30,97 persen. Jika diurutkan dari sisi jumlah wisatawan, kunjungan tertinggi adalah Australia sebesar 87.344 orang, Cina 73.822 orang, India 28.639 orang, Jepang 19.357 orang, Amerika Serikat 18.989 orang.

Wakil I DPP IHGMA I Made Ramia Adnyana mengatakan, terkait menurunnya market Tiongkok ke posisi kedua diakibatkan karena adanya kisruh toko berjaringan Cina di Bali yang ditutup karena beroperasi ilegal.

Hal tersebut berdampak pada banyak charter flight yang cancel ke Bali karena para agen Cina tidak lagi mendapat subsidi dari toko-toko yang telah ditutup itu. Dropnya market China terjadi di triwulan ke 4 tahun 2018 sehingga dampaknya sangat signifikan terhadap total kunjungan ke Bali yang menempatkan pasar China pada posisi kedua setelah Australia.

Baca juga:  Transformasi Ekonomi Kerthi Bali, Gubernur Koster Dukung Literasi Pasar Modal ke Desa Adat

Namun di tahun 2019 ia yakin bahwa pasar China akan kembali, tentu dengan kualitas yang lebih baik dari spending powernya dan length of staynya. Sedangkan pasar Australia merupakan traditional market Bali dan sering disebut sebagai “Bread & Butter”, yang artinya Bali merupakan destinasi pilihan dan favorite untuk turis Australia. “Ini yang harus di pertahankan dengan promosi yang konsisten,” tandasnya.

Demikian juga Eropa, Rusia dan Jepang yang mesti digarap secara konsisten agar tetap menjadikan Bali sebagai favorite destination. Mengingat pasar ini pasar yang berkualitas dengan spending power dan length of stay yang lama, selama di Bali.

Baca juga:  Konflik Pembangunan di Pantai Lima, DPRD Badung Segera Tinjau Lokasi Proyek

Pasar tersebut juga sangat peduli terhadap lingkungan dan budaya lokal. Sehingga untuk pariwisata keberlanjutan, Bali harus fokus ke pasar-pasar traditional itu. Tentu itu merupakan harapan baru di era Baru Bali sebagai Tempat wisata paling favorite di dunia. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN

1 KOMENTAR

  1. data year on year (yoy) tentu sangat penting bagi para penganalisis data yg berkecimpung dalam pariwisata, tetapi bagi para pelaku dan pelaksana, “apalah arti sebuah data”. karena yang mereka rasakan adalah pendapatan yang menurun karena secara total kunjungan wisatawan turun. Menurut matematika, kadang data bisa “mengelabui” misalnya kunjungan wisatawan dari negeri A naik 100%, kenyataannya dari 250 orang ke 500 orang, tentu angka ini terbilang kecil, walaupun prosentase kenaikannya terdengar fantastis. Akan lebih baik naiknya cuma 1% tapi dari 600.000 orang ke 606.000 orang. Secara prosentase kecil, tapi kuantitasnya banyak. Singkatnya, lebih baik ditulis angka kunjungan secara kuantitas tiap negara, biar pembaca yg menilainya. wisatawan mana yg banyak mengunjungi Bali serta jumlah masing-masing

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *