BANYUWANGI, BALIPOST.com – Sampah di kawasan obyek pariwisata di Banyuwangi mendapatkan perhatian khusus. Untuk merangsang pengelola pariwisata, sampah yang terkumpul bisa ditukarkan dengan emas batangan. Ini salah satu program pengelolaan sampah yang ditangani Kementerian BUMN di Banyuwangi. Targetnya, warga di sekitar obyek pariwisata bisa mengelola sampah dengan baik.
Penukaran sampah menjadi emas ini dikelola mirip tabungan. Warga menyetorkan sampah di kawasan obyek wisata, lalu dihitung berdasarkan harga emas. Kegiatan ini dikelola salah satu BUMN, Perum Pegadaian.
“Misalnya, seorang ibu menyetor sampah yang sudah dipilah dengan nilai Rp 6500, berarti di saldo akan tertulis 0,01 gram dengan asumsi harga emas per gramnya Rp. 650.000,” kata Kepala Cabang Pegadaian Banyuwangi Karyadi, Minggu (20/1).
Dijelaskan, pencatatan tabungan emas ini akan terus berlanjut seiring penyetoran sampah secara rutin. Nantinya, kata Karyadi, pemilik tabungan bisa menjual emas di tabungannya jika sudah mencapai satu gram. Atau bisa dicetak dalam bentuk emas batangan jika sudah mencapai lima gram.
“Kalau sudah mencapai satu gram bisa dijual atau digadaikan pada kami, tapi harus disisakan di saldo sebesar 0,1 gram. Sedangkan untuk bisa diwujudkan dalam bentuk emas kalau mencapai lima gram,” terangnya.
Terpisah, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, dengan pengelolaan sampah yang baik, destinasi wisata akan semakin nyaman dikunjungi. Tahap awal, sinergi dengan BUMN ini akan dilakukan di kawasan wisata Pantai Pulau Merah. Pihaknya bersama Pegadian akan memberikan edukasi dan pelatihan kepada warga dalam mengelola sampah.
“Ini adalah program terobosan, di mana sesuatu yang tidak bernilai seperti sampah bisa diubah menjadi emas,” jelasnya.
Anas menambahkan, program ini sekaligus menjadi pendidikan literasi keuangan bagi warga. Karena, biasanya warga yang menjual sampah yang telah dipilah mendapatkan uang tunai, namun di program ini berupa penambahan saldo emas di dalam buku rekening. (budi wiryanto/balipost)