SINGARAJA, BALIPOST.com – Gelombang pasang di Pantai Penimbangan menyebabkan puluhan warung semi permanen di lokasi itu luluh lantak. Akibatnya para pedagang tidak bisa berjualan kembali.
Menurut salah satu pedagang, Kadek Ani (54) asal Desa Pemaron, Kecamatan Buleleng, Rabu (23/1), warungnya dan sejumlah kios semi permanen lainnya rusak dihantam gelombang pasang pada Selasa (22/1) malam. Ia mengatakan pedagang memilih menutup lebih awal warungnya karena adanya hujan disertai angin kencang pada Selasa malam.
Puncaknya sekitar pukul 21.00 Wita, gelombang laut membesar dengan ketinggian lebih dari 4 meter. Selain bangunan kios, gelombang pasang juga menghanyutkan perlengkapan pedagang.
Ani pun hanya bisa pasrah dan dipastikan tidak bisa berjualan kembali. Semua peralatan berdagang rusak parah. Ia tidak tahu kemana harus mencari modal berjualan. Padahal saat ini ia menanggung biaya hidup dua anaknya yang bersekolah SD dan SMK. “Karena hujan, saya tutup lebih awal dan pedagang lain juga sudah tutup. Sampai di rumah sudah ada kabar warung dihanyutkan ombak. Tidak tahu cari kerjaan apa lagi modal sudah tidak ada ya pasrah saja,” katanya.
Sementara itu, Koordinator Pedagang, Ketut Sudarma mengatakan, untuk wilayah Desa Pemaron ada 24 kios pedagang. Sebagian besar lokasinya di sebelah utara dan dekat pantai. Dari jumlah itu, hanya 1 kios yang masih utuh. Sisanya mengalami kerusakan dari berat hingga ringan.
Sementara untuk penanganan, Sudarma masih mendata dan berkoordinasi dengan pemerintah desa. Sedangkan, aktivitas pedagang ditutup sementara menunggu cuaca kembali normal. “Dari jembatan ke barat hanya 1 yang selamat dan sebagian besar rusak. Kami laporlan ke desa untuk penanganan lebih lanjut,” katanya. (Mudiarta/balipost)