DENPASAR, BALIPOST.com – Di era yang serba canggih ini, generasi milenial memiliki kebebasan untuk berkreasi
serta mudah dalam mengeksplorasi jati diri. Salah satu bentuk ekspresinya adalah
dengan jalan-jalan.

Gaya hidup yang serba bebas itu ternyata bisa berdampak pada masalah finansial. Berikut ini ada beberapa kesulitan yang dialami oleh generasi milenial karena tren yang dilansir dari Swara Tunaiku.

1. Terancam Tidak Punya Tabungan Dana Pensiun

Di tahun 2014, sebuah lembaga finansial asal Amerika Serikat, yaitu Wells Fargo
mengadakan studi tentang kecenderungan para milenial dalam mengatur keuangan di
negara tersebut. Hasilnya, ternyata kesadaran yang rendah terhadap kebutuhan dana pensiun ada pada kalangan generasi milenial.

Hasil studi yang sama menyebutkan, ada 45% dari 1.600 anak muda yang tidak
memiliki persiapan dana untuk pensiun. Media Forbes mengungkap, bahwa penyebab fenomena tersebut adalah terdapat adanya beban pinjaman pada studi mahasiswa. Berangkat dari itu, akhirnya beban itu mempengaruhi dana yang seharusnya bisa ditabung mereka.

Baca juga:  BRI Tingkatkan Pertumbuhan Segmen Wholesale

2. Terlambat Membayar Tagihan

Generasi milenial juga memiliki kecenderungan untuk terlambat dalam membayar tagihan. Misalnya tagihan untuk kartu kredit, pinjaman, dan lainnya.

Bukan hanya itu, sering kali, mereka juga membayar tagihan dengan jumlah minimal. Bukan jumlah berdasarkan apa yang tertera dalam tagihan tersebut. Miris memang.

Dari hasil penelitian oleh Institute of CPAs juga mengungkapkan hal yang sama, yaitu
generasi milenial itu lebih sering terlambat bayar tagihan dibanding dengan generasi
lain. Apa kamu termasuk salah satunya?

Sebaiknya jangan begitu. Tagihan merupakan tanggung jawab besar yang harus ditunaikan haknya.

3. Skor Kreditnya yang Rendah

Tinggi atau rendahnya skor kredit itu tergantung dari ketaatan saat membayar cicilan. Daftar riwayat cicilan akan tercatat secara langsung di BI yang notabene sebagai bank sentral Indonesia. Bank Indonesia juga yang berwenang memasukkan para nasabah yang sering terlambat bayar tagihan ke dalam rapor merah.

Baca juga:  Jangan Lagi Bermimpi Datangkan Wisatawan, Kesehatan Masyarakat Bali Dipertaruhkan

Kondisi tersebut kerap kali dialami oleh generasi milenial karena memiliki
kecenderungan untuk terlambat bayar tagihan. Sebuah survei dari Experian juga
mendukung fakta tersebut.

Experian mengungkapkan, bahwa generasi milenial itu memiliki skor kredit yang paling rendah dibandingkan dengan setiap generasi yang ada.

4. Lupa dengan Cicilan Studi

Di negara maju seperti Paman Sam atau Amerika Serikat itu terbiasa dengan sistem
pemberian pinjaman untuk para mahasiswanya. Jumlah pinjaman tersebut nantinya dibayar pada waktu sudah lulus kuliah dan mulai memasuki dunia kerja.

Namun sayang, soalnya banyak mahasiswa yang akhirnya gagal bayar pinjaman usai lulus. Dari sebuah studi mengungkapkan, ada sekitar 14% jumlah peminjam dana pendidikan di Paman Sam yang justru merasa tidak punya utang.

Bahkan yang 28% tidak memiliki pemahaman sama sekali mengenai jenis pinjaman yang bisa mereka dapatkan. Sikap tersebut tentu berpengaruh terhadap disiplin saat membayar utang.

Baca juga:  Inflasi Tahunan RI Sebesar 2,12 Persen Pada Agustus 2024

5. Utang itu Menghambat Investasi

Beban utang itu sangat berpengaruh terhadap investasi seseorang, sebab tiap gajian harus menyisihkan sebagian untuk mencicil utang. Begitu utang menumpuk, anggaran investasi pun terhambat.

Investasi seperti reksadana, kendaraan, serta rumah pun tidak berjalan. Hal tersebut sering dialami oleh generasi milenial.

Sebuah survei dari Fortune menyatakan, bahwa hanya 22% mahasiswa Amerika
Serikat berusia 30 tahun saja yang memiliki rumah beserta pinjaman dana pendidikan. Kebanyakan masih memiliki kecenderungan untuk bersikap kurang peduli dengan masa depan mereka sendiri.

Masalah finansial tersebut pada awalnya tidak begitu terasa. Sebab efeknya melebur
pada kecintaan terhadap apa-apa yang bukan merupakan kebutuhan generasi milenial.

Padahal, masa depan yang baik perlu dirancang sejak dini. Salah satunya dengan
menghindari tren-tren keuangan tersebut. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *