NEGARA, BALIPOST.com – Sejumlah warga Pengambengan, Negara mempertanyakan adanya pembangunan pondasi di areal lahan di Banjar Munduk, Desa Pengambengan, Negara. Pasalnya lokasi itu menjadi langganan banjir.

Menurut seorang warga, Rabu (30/1), areal di Banjar Munduk itu sudah menjadi langganan banjir sejak beberapa tahun lalu akibat penyempitan saluran air karena makin banyaknya bangunan. Apalagi sejak dibangunnya perumahan di wilayah Banjar Munduk. “Perumahan yang sudah dibangun saja sering banjir apalagi jika sekarang kembali dibangun puluhan perumahan baru lagi. Apa tidak semakin parah nanti banjirnya?” tanyanya.

Dari pengamatan di lokasi pembangunan, pondasi yang rencananya dibangun perumahan di Banjar Munduk, Rabu (30/1) tampak tergenang di areal yang sudah sering jadi langganan banjir itu. “Itu genangan air hujan,” kata seorang pekerja.

Salah satu pekerja, Rofiq mengatakan rencananya di areal lahan milik beberapa orang itu akan dibangun 58 unit rumah. Sekarang baru dibangun pondasi dan senderan. “Senderan/pondasi dibangun agar ada batas lahan dan mengamankan tanah urugan agar tidak lari. Karena di sebelah senderan ini merupakan saluran air sehingga nanti tanah tidak hanyut,” jelasnya.

Terkait izin, ia tidak tahu. Demikian juga investornya. “Yang tahu kakak saya Misran,” katanya.

Sementara itu, Misran yang mengaku sebagai pengawas mengatakan rencana pembangunan di lahan seluas 70 are itu sejak 2016. Namun karena terkendala dana baru sekarang mulai dibangun.

Pihaknya, katanya, sudah berkoordinasi dengan pihak desa dan warga sekitar. “Malah warga penyanding setuju karena nanti senderan kami buat lebih tinggi dan saluran airnya kami perbaiki. Sehingga bisa menanggulangi banjir,” jelas Misran.

Untuk biaya pembangunan senderan saluran air itu, katanya, juga dari pemilik lahan. “Kalau yang penyanding di belakang lahan mereka mau menyediakan lahannya beberapa meter untuk saluran air sehingga nanti tidak seperti sebelumnya sering kena banjir,” katanya.

Terkait rencana pembangunan perumahan, katanya, pihaknya belum bisa menjelaskan karena yang diutamakan pembuatan selokan atau saluran air dulu. “Jika nanti selokan air sudah aman dan banjir sudah tidak ada lagi baru melangkah lagi ke yang lainnya,” katanya.

Namun Misran tidak membantah kalau lahan seluas 70 are yang lokasinya sangat rendah itu akan diurug penuh. Ketika disinggung terkait izin, Misran tidak menanggapinya.

Sementara itu Perbekel Pengambengan Samsul Anam, dikonfirmasi membenarkan ada warga yang mempertanyakan pembangunan pondasi bangunan di Banjar Munduk Desa Pengambengan itu. “Kami sudah mediasi. Dan sudah ada titik terang. Pemilik lahan mau menyediakan lahannya 47 meter untuk saluran air. Sehingga air lebih lancar nantinya,” katanya.

Warga, katanya, juga mempertanyakan terkait saluran air yang ditutup namun dari pihak perwakilan pengembang (Misran) mengatakan itu sementara karena dipakai jalan untuk truk yang melintas membawa material dan tanah urug nantinya. “Janjinya cuma 15 hari selesai dan akan dibuka saluran airnya. Katanya nanti juga dibuat gorong-gorong air. Kata Pak Misran nanti saluran air dibuat sampai tembus saluran air milik desa,” jelasnya.

Samsul Anam mengakui pembangunan itu belum ada izin. Pengembang juga belum datang ke desa. “Pertemuan mediasi baru sekali. Belum ada pertemuan lagi. Katanya hanya buat saluran air saja dulu. Kalau pembangunan perumahan baru wacana. Belum ada kejelasan. Nanti kami tetap pantau,” tandasnya. (kmb/balipost)

Baca juga:  Diusulkan, Normalisasi Tukad Biluk Poh dan Pemasangan Alat Peringatan Dini
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *