JAKARTA, BALIPOST.com – Indonesia memiliki kain tradisional beragam jenis maupun bentuknya. Melihat hal itu, membuat desainer Nita Mauladi mengubah kain tradisional tersebut menjadi busana yang elegan bahkan bertaraf internasional.

Desainer berparas cantik ini melihat selama ini masyarakat Indonesia sudah mulai mengalami kejenuhan terhadap kain tradisional, terutama batik yang dianggap sudah old fashion atau sudah kuno. Melalui tangannya, ia pun mengubah kain tradisional menjadi busana yang elegan, glamour hingga indah dilihat oleh kasat mata.

“Saya menuangkan filosofi ke dalam kain tradisional Indonesia yang sangat indah. Di mana batik tulis bisa dikombinasikan dengan kain mana pun seperti kain songket dan dari fashion maka keragaman budaya indonesia bisa terlihat dengan baik oleh kasat mata,” ucapnya.

Baca juga:  40 Tahun Berkarya, Runi Palar Hadirkan "Dancing in Silver"

Kemudian, untuk menjadikan busana yang diolah oleh perempuan bernama asli Nita Budi Susanti ini kian menawan, maka penggunaan batu-batu di Indonesia menjadi ciri khas darinya. “Ciri khas saya adalah ageman, di mana saya jatuh hati dengan batu Indonesia, lalu penggunaan kain Indonesia yang akan di desain maka saya sesuaikan dengan konsumen, misalkan konsumennya adalah orang yang sederhana maka saya tidak akan mungkin memberikan warna yang ramai, atau misalkan konsumennya suka dengan full colours maka saya berikan baju yang full colours juga,” urainya.

Baca juga:  Mayat Tanpa Busana Ditemukan di Pantai Palisan

Hasil kreasinya ini pun dikenalkan kepada sejumlah desainer pemula maupun senior di pengukuhan talkshow and fashion show Kadin fashion designer of Indonesia di Asya Marketing Gallery, Cakung, Jakarta, Rabu (30/1).

Perempuan jebolan Universitas Diponegoro ini terus berupaya mengenalkan kain tradisional yang diolahnya ke dalam busana ke dunia internasional. “Beberapa kali pernah saya bawa dan kenalkan kain tradisional Indonesia seperti di Dubai, Timur Tengah, Thailand, hingga Eropa, hasilnya sangat positif bahkan mereka mengagumkan kain tradisional yang dimiliki Indonesia,” lanjutnya.

Bahkan, perempuan kelahiran Semarang 7 Juli 1968 ini melihat tren 2019 ini penggunaan kain tradisional terus meningkat tajam, terlebih dari tingkat coraknya, motifnya, bentuknya, tekniknya hingga filosofi kain Indonesia paling kaya dari seluruh negara manapun.

Baca juga:  Hipmi Fashion Week Ditutup, Transaksi Capai Miliaran Rupiah

Tak itu saja, Nita Mauladi meminta kepada seluruh masyarakat dan pemerintah untuk senantiasa perduli serta menjaga dan menggunakan kain tradisional sebagai identitas kebanggaan terhadap Tanah Air. “Daya beli dari masyarakat Indonesia itu sendiri, keinginan masyarakat juga harus dikembangkan, bagaimana idealisme masyarakat harus dipupuk juga dan ini dibutuhkan peran pemerintah dan beberapa sektor lain untuk senantiasa mencintai budaya Indonesia,” tukasnya. (Nikson/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *