GIANYAR, BALIPOST.com – Pencairan bantuan sosial beras sejahtera (Rastra) atau yang sekarang disebut Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) mengalami keterlambatan di Kabupaten Gianyar. Pasalnya untuk BPNT Januari 2019 hanya bisa cair di Kecamatan Belahbatuh. Sementara ribuan warga miskin selaku Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di enam kecamatan lain belum bisa menerima bantuan berupa beras dan telur itu.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Gianyar I Made Watha dikonfirmasi Kamis (7/2) membenarkan bahwa BPNT Januari 2019 belum bisa cair pada enam kecamatan di Kabupaten Gianyar. Sementara warga miskin selaku KPM yang menerima bantuan ini baru di Kecamatan Blahbatuh.
“Blahbatuh untuk Januari semua sudah, yang lainya (enam kecamatan-red) masih proses verifikasi dan registrasi data,” katanya.
Disinggung alasan hanya warga miskin di Kecamatan Blahbatuh saja yang sudah? dikatakan semua itu tergantung komunikasi petugas yang menangani. Selain itu kondisi ini juga terjadi akibat data yang diberikan mepet dengan waktu pencairan. Padahal program BPNT ini ditarget rampung pada Februari 2019.
“Program ini baru Nopember dan paling lambat Februari ditarget sudah BPNT semua jalan, tetapi sekarang yang lainya dalam proses, makanya baru Kecamatan Blahbatuh, kan bertahap itu,” ucapnya.
Diakui proses penyaluran bantuan beras ini berbeda dengan sebelumnya, yang bisa diambil di kantor desa setempat. Namun sekarang bantuan berupa beras dan telur yang dipatok senilai Rp 110 Ribu itu hanya bisa diambil pada 40 titik, berupa E Warong (Elektronik Warung Gotong Royong) dan agen yang ditunjuk oleh bank nasional.
“Agen yang ditunjuk ini bisa warung juga, bisa koperasi, atau rumah warga, yang penting harus ada jaringan Internet, ” katanya.
Diakui kondisi ini dipersulit dengan jaringan internet pada lokasi pengambilan BPNT di Kabupaten Gianyar, yang kerap mengalami gangguan. “Kalau dalam prosesnya tidak keluar berarti ada gangguan, seperti gangguan jaringan. Laporanya yang saya terima ada beberapa gangguan kemarin saya cek, misal saat pagi proses pencairan dapat berjalan sukses, siangnya mulai terjadi gangguan, mungkin karena banyak yang memakai, nah sorenya bisa lagi karena sedikit orang pakai, ” ungkapnya.
Berdasarkan data terkahir di Kabupaten Gianyar tercatat ada 19 ribu warga miskin selaku KPM. Namun dari jumlah itu yang menerima bantuan baru di kecamatan Blahbatuh, sehingga masih ada ribuan warga miskin di enam kecamatan lain yang belum menerima bantuan berupa beras dan telur.
Watha mengaku tidak bisa berbuat banyak dengan kondisi ini, karena hanya menjalankan program pusat. Namun beberapa gangguan ini sudah dilaporkan ke pusat. “Kami tidak bisa berbuat banyak, kita hanya menjalankan program pusat,” katanya.
Selain itu dalam memastikan kelancaran proses penyaluran BPNT ini, pihaknya juga sudah berkordinasi dengan jajaran Polres Gianyar. Hal ini dilakukan sebagai tindak lanjut dari MOU antara Kapolri dengan Kementerian Sosial. ” Polisi memantau untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, kalau ada penyelewengan langsung polisi mengambil tindakan secara hukum, ” ucapnya.
Secara terpisah Waka Polres Gianyar Kompol Adnan Pandibu mengatakan sesuai tidak lanjut dari MOU tersebut, jajaranya sudah diterjunkan melakukan pengawalan dan pengawasan. ” Jadi polisi sifatnya mengawal dan mengamankan tempat tertentu yang menjadi transaksi bantuan beras ini, ” katanya.
Disinggung terkait kapasitas personil dalam mengawasi pencairan bantuan untuk 19 ribu KPM, Kompol Pandibu mengatakan jumlah personil Polres Gianyar masih cukup untuk mengawal proses ini.
“Pencairan ini kan sifatnya non tunai, dan tempat pengambilanya pun sudah ditentukan, sementara masih lancar, tinggal menunggu pencairan saja, personil sudah siap mengawal,” tandasnya. (manik astajaya/balipost)