Wacana geothermal mau dihidupkan lagi membuat banyak pihak kaget. Termasuk saya juga kaget membaca berita ini. Bagi rakyat Bali, penolakan terhadap geothermal di Bedugul sudah harga mati.

Jangan lagi menghambat dan membuat krama Bali berteriak menentang proyek tersebut. Carilah solusi lain untuk membuat Bali memiliki cadangan energi yang memadai. Pihak Jakarta jangan hanya berpikir masalah energi teratasi, namun di sisi lain lingkungan Bali terancam.

Baca juga:  Pemprov Bali Launching Pergub 104

Saya mendukung komitmen Gubernur Bali Wayan Koster dan Wakil Gubenur Bali Cok Ace yang menengaskan Bali tak ingin mengorbankan lingkungan untuk proyek Geothermal ini. Mohon hormati penolakan krama Bali terhadap proyek ini.

Saya juga berharap para wakil rakyat Bali yang selama ini duduk di Senayan bicara. Jangan hanya datang saat menjelang pemilihan. Tunjukkan diri sebagai wakil rakyat memiliki  kesamaan persepsi dengan rakyat Bali.  Saya catat ada sembilan orang DPR-RI  dan empat DPD dari Bali yang cukup representatif bicara soal penolakan krama Bali terhadap geothermal.

Baca juga:  Pariwisata Harus Didesain Beri Manfaat Optimal bagi “Krama” Bali

Selebihnya saya tetap berharap jangan lagi ada pihak-pihak di Bali yang ingin mencari keuntungan personal dengan melakukan upaya-upaya memberi harapan untuk mewujudkan proyek panas bumi di Bali. Mari kita jaga Bali dengan damai.

Jika Bali diprediksi krisis listrik 2024, maka sebaiknya investasi masuk Bali dibatasi. Jangan semua proyek investasi masuk Bali, namun kebutuhan energinya tak disiapkan yang ramah lingkungan.

Putu Trinatha Andrian

Baca juga:  Identitas dan Alam Bali Terdegradasi, Ini yang Harus Dilakukan

Gianyar-Bali 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *