BANYUWANGI, BALIPOST.com – Memiliki kawasan perkebunan yang luas, peninggalan Belanda, Banyuwangi mulai membidiknya menjadi obyek wisata. Sehingga, layak dijual ke wisatawan. Selain alamnya yang indah, banyak infrastruktur kuno yang bisa memikat pengunjung.
Terdapat 12 lokasi perkebunan di Banyuwangi. Tergabung dalam BUMN PTPN XII. Membentang dari wilayah utara dan selatan. Dari sekian perkebunan ini memiliki beragam komoditi. Seperti kopi dan cokelat. “Kami melihat potensi luar biasa di wilayah perkebunan. Dengan bersinergi bersama antara daerah dan PTPN XII, akan menghasilkan kolaborasi pengembangan pariwisata yang luar biasa,” kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar, Rabu (20/2).
Keunggulan perkebunan, kata Anas, berhawa sejuk, rindang, banyak yang dilalui sungai jernih dan berarus. Pemandangannya indah. Selain itu, setiap perkebunan memiliki rumah khas peninggalan Belanda. “ Ini bisa jadi wisata heritage. Belum lagi budaya masyarakat setempat juga bisa diangkat,” jelasnya. Menurut Anas, jika dikemas dengan baik, kawasan perkebunan akan menjadi sebuah destinasi wisata menarik. Sehingga, memberikan banyak manfaat. Baik bagi daerah, pihak perkebunan, terutama bagi warga yang tinggal di area perkebunan.
“Tidak hanya perusahaan, warga perkebunan bisa mendapatkan nilai tambah dari pariwisata selain menjadi pekerja di perkebunan,” jelasnya.
Direktur Utama (Dirut) PTPN XII M. Cholidi mengatakan pihaknya siap mengeksekusi beberapa lokasi perkebunan dijadikan kawasan wisata. Diantaranya pengembangan Doesoen Kakao, di areal Perkebunan Kendenglembu, dan Perkebunan Kali Kempit, Kecamatan Glenmore, serta Perkebunan Kampe, di Kecamatan Wongsorejo. “Selain menjalankan core bisnis di bidang perkebunan, kami memang memiliki misi untuk mengembangkan bisnis non core salah satunya pengembangan destinasi pariwisata perkebunan,” tegasnya. Selama ini, kata dia, perkebunan kakao di Kendenglembu yang sudah dikembangkan menjadi obyek wisata. Termasuk, wisata edukasi pengolahan cokelat. (budi/Balipost)