Bali Belum Bebas Rabies
Ilustrasi. (BP/dok)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Kasus gigitan anjing yang positif rabies kembali ditemukan di Buleleng. Seekor anjing yang diperkirakan baru berumur 2 bulan itu menggigit tiga orang anak di desa itu.

Dua orang diantaranya adalah anak dari pasangan suami istri (Pasutri) Putu Mardika dan Luh Masparwati, warga Dusun Ambengan, Desa Banjar masing-masing Kadek Sri Dewi (3) dan Gede Dimas (8). Selain itu, seorang anak tetangganya yakni Ketut Budi (5) juga digigit anjing tersebut.

Luh Masparwati, Selasa (26/2), menuturkan, sebelum kejadian itu anjing miliknya terlihat jinak. Anjing itu tidak menggigit saat diajak Sri Dewi bermain-main. Entah mengapa, anjing itu tiba-tiba saja menggigit kaki kiri Sri Dewi sekitar dua minggu lalu.

Baca juga:  Satgas Terbitkan Aturan PPDN Baru

Pada Minggu (24/2), Gede Dimas yang digigit hingga menyebabkan luka pada telapak tangan kiri. Di hari yang sama seorang anak dari tetangganya, Ketut Budi, juga diserang anjing tersebut.

Akibat gigitan anjing itu, Budi terluka pada pergelangan tangan. “Pertama anak kedua yang digigit. Minggu lalu anak kami pertama juga digigit dan anak tetangga juga digigit,” katanya.

Tidak ingin lebih banyak lagi yang digigit, anjing tersebut dieliminasi dan kejadian pengigitan dilaporkan kepada aparat terdekat. Laporan itu kemudian ditindaklanjuti dokter hewan setempat dengan melakukan observasi di lokasi kejadian.

Baca juga:  Tiga Warga Selemadeg Digigit Anjing Rabies

Sampel kepala anjing dikirim ke Balai Besar Veteriner (BB-VET) Dinas Peternakan (Disnak) Provinsi Bali. Pada Senin (25/2), uji sampel itu sudah terbit dan hasilnya positif rabies.

Mengantisipasi penularan rabies ke manusia, tiga anak yang tergigit itu mendapatkan suntikan Vaksin Anti Rabies (VAR). Suntikan VAR diperoleh di Puskemas Tejakula, Kecamatan Tejakula karena di Puskesmas Banjar tidak memiliki stok.

Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan (Keswa) Dinas Pertanian (Distan) Buleleng Drh Wayan Susila membenarkan kasus positif pada rabies di Dudusn Ambengan Desa Banjar itu. Ia mengatakan, sesuai hasil koordinasi bersama aparat pemerintahan desa dan kecamatan, telah dilakukan upaya untuk mencegah terjadinya kasus gigitan anjing rabies. “Jadi benar kalau kasus positif rabis kita temukan di Banjar. Upaya penanganan sesuai SOP sudah dilakukan pascahasil uji sampel otak anjing terbit,” katanya. (Mudiarta/balipost)

Baca juga:  Kajian Kemenparekraf, Segini Persentase ASN Bisa "Work from Bali"
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *