MANGUPURA, BALIPOST.com – PT. Tirta Investama pabrik Mambal (pabrik Aqua Mambal) bersama Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) Bali memperkenalkan Try Out Ekowisata Jempanang D’Alas di Banjan Jempanang, Belok Sidan, Petang Badung, Jumat (1/3). Ekowisata ini menjadi rujukan bagi wisatawan yang ingin menikmati wisata desa sarat dengan pesan pelestarian lingkungan dan kearifan lokalnya.

Wisatawan diajak tracking menyusuri kawasan konservasi, mengunjungi bank sampah, green house pembibitan, penangkaran burung endemik, fasilitas panen air hujan, biogas, pembuatan gula aren secara tradisional dan lainnya. Jempanang D’Alas merupakan lahir dari program Ayung Lestari.

Program Ayung Lestari sendiri merupakan implementasi inisiatif Corporate Social Responsibility (CSR) pabrik Aqua Mambal yang pelaksanaannya bekerjasama dengan PPLH Bali dari 2014. Lingkup kegiatannya meliputi Water Access Sanitation and Hygiene (WASH) yaitu kegiatan pendampingan pemenuhan air bersih di masyarakat.

Baca juga:  Aqua Mambal Serahkan Bantuan COVID-19 untuk Badung dan Tabanan

Kepala Pabrik Aqua Mambal, Wahyu Wulandari mengharapkan Jempanang D’ Alas ini mampu menjadi wadah edukasi bagi masyarakat, sekaligus para wisatawan yang berkunjung. “Pendampingan yang kami lakukan bersama PPLH Bali telah membuahkan hasil dengan lingkungan yang terjaga baik oleh masyarakat dan kearifan lokalnya. Potensi tersebut menjadikan Jempanang sebagai salah satu tujuan ekowisata, kami akan terus mendorong kebaikan tersebut supaya bisa menginspirasi lebih banyak orang,” kata Wahyu Wulandari.

Mewujudkan lingkungan yang mendukung ekowisata, pabrik Aqua Mambal telah memberikan pendampingan untuk peningkatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), yang diwujudkan dalam 4 pilar. Tidak hanya itu, dari sisi konservasi telah terbentuk sekolah lapang konservasi.

Baca juga:  Kembali Digelar, BBF Hadirkan Musisi Ternama Lokal Hingga Mancanegara

Masyarakat dapat belajar tentang penenaman dan pemeliharaan pohon, mendapatkan manfaat dari jasa lingkungan, memperoleh beasiswa pohon, dan membangun fasilitas panen air hujan. Selain itu, masyarakat juga diajarkan system untuk dapat menahan laju air hujan dan meningkatkan resapan air ketanah, pengolahan limbah ternak menjadi bio gas dan pupuk, serta kegiatan pelestarian keanekaragaman hayati.

Selaku pelopor berdirinya Jempanang D’Alas, Wayan Terima mengharapkan ekowisata Jempanang D’Alas akan dapat meningkatkan ekonomi masyarakat, sekaligus menjaga lingkungan tetap lestari. “Kami belajar membentuk organisasi ekowisata Jempanang D’Alas dengan pelatihan guiding, pemetaan paket eduwisata, dan pembangunan penangkaran burung endemik, dan monitoring flora fauna. Harap wisatawan tidak sekedar melihat indahnya pemandangan, tetapi bisa belajar bagaimana masyarakat menghargai dan menjaga alam dengan kearifan lokal yang kuat,” terangnya.

Baca juga:  Pengerjaan Revitalisasi Pasar Banyuasri Lampaui 90 Persen

Dalam Try out ekowisata Jempanang D’Alas dengan jarak sekitar 5 kilometer itu, hadir perwakilan dari sejumlah elemen masyarakat, tim PPLH Bali, BPDAS Unda Anyar, Dinas Pariwisata Badung, DLHK Badung, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Badung, Dinas Koperasi dan UMKM Badung, Pemerintah Kecamatan Petang, Pokdarwis Belok Sidan dan undangan lainnya. (Eka Adhiyasa/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *