AMLAPURA, BALIPOST.com – Ribuan Krama Bali mengikuti prosesi upacara melasti ke Segara Watu Klotok pada Sabtu (2/3) serangkaian pelaksanaan Karya Agung Panca Wali Krama di Pura Besakih. Dalam upacara melasti, Pralingga Ida Bhatara beserta ribuan pengiring diguyur hujan lebat.

Berdasarkan pantauan, sejak pagi krama Bali terus berdatangan untuk mengikuti pacara melasti ke Segara Watu Klotok. Sebelum jempana atau Ida Bhatara dipundut atau memargi, lebih dulu dilakukan upacara nedunang Ida Bhatara untuk ditempatkan ke masing-masing jempana. Setelah Ida Bhatara melinggih di masing-masing jempana, dilakukan persembahyangan bersama.

Setelah itu, sekitar pukul 10.00 Wita seluruh jempana mulai memargi berjalan menuju tempat melasti Segara Watu Klotok Klungkung. Setelah memargi sekitar 2 kilometer, Ida Bhatara serta ribuan pemundut diguyur hujan lebat. Hingga membuat pakaian pemundut basah kuyub. Kendati demikian, tidak menyurutkan niat tulus krama untuk ikut melasti ke Segara Watu Klotok.

Baca juga:  Sidang Tipiring, Pengusaha Kafe Didenda Rp 3 juta

Ketua Panitia Karya Jro Mangku Widiartha, mengungkapkan, jika sebelum upacara melasti dimulai, lebih awal dilakukan upacara nedunang Ida Bhatara untuk ditempatkan di masing-masing jempana.

Kata dia, jumlah jempana yang dipundut melasti menuju Segara Watu Klotok sebanyak 18 jempana. Ida Bhatara yang paling pertama memargi adalah Ida Bhatara Catur Lawa yang merupakan linggih Ida Bhatara Ratu Bagus Pande, Ratu Pasek, Ratu Bagus Penyarikan dan Ratu Dukuh Segening. Setelah itu diikuti oleh jempana-jempana yang lainnya sesuai dengan urutannya sudah ditentukan.

“Sebelum Ida Bhatara memargi, kita telah melaksanakan upacara matur piuning di padama tiga Pura Penataran Agung Besakih. Sehingga saat memargi melasti ke Segara Watu Klotok semua pemundut Ida Bhatara tidak menemui suatu hambatan dan halangan di jalan,” ujarnya,

Baca juga:  Dua Warga Gianyar Positif COVID-19

Widiartha menambahkan, makna dan tujuan dari upacara melasti ini adalah untuk menyucikan pralingga-pralingga ida batara yang ada Besakih untuk nyangra Puncak Tawur Agung Panca Wali Krama pada 6 Maret. Termasuk sebagai ungkapan terima kasih kepada Ida Sang Hyang Widhi atas anugerah yang diberikan selama ini.

Pria yang juga sebagai Bendesa Adat Besakih ini menambahkan, setibanya di Pantai Watu Klotok, Ida Bhatara katuran banten pasucian dan ayaban. Setelah itu, pralingga ida barata dilanjutkan memargi (berjalan) menuju Pura Penataran Agung Klungkung untuk makolem.

Baca juga:  Tambahan Kasus Harian COVID-19 Bali Hampir Capai 500, Ini Zona Merah Sumbang hingga 218 Orang

Para pemundut makemit di Pura Penataran Agung Klungkung. Selanjutnya pada Minggu (3/3) sekitar pukul 05.00 Wita, Ida Bhatara kembali memargi menuju Pura Puseh Toh Jiwa. Di sana Ida Bhatara masandekan dengan katuran ayaban dan rayunan. Sekitar pukul 11.00 Wita Ida Bhatara menuju ke Pura Puseh Tebola Sidemen.

Pada Senin (4/3) sekitar pukul 05. 00 Wita, Ida Bhatara kembali memargi menuju Pura Agung Besakih melalui jalur Toya Sah lewat lawangan agung. Dan Ida Bhatara mesandekan di Pura Pesimpangan. Setelah mesandekan, sekitar pukul 11.00 Wita, Ida Bhatara dilanjutkan menuju Pura Besakih. “Setelah itu Ida Bhatara katuran pemendak agung di ambal-ambal. Setelah itu, Ida Bhatara menuju ke pesamuhan Agung Pura Besakih,” tambah Mangku Widiartha. (Eka Parananda/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *