Pedagang mulai ramai berjualan di Besakih jelang Puncak Karya Panca Wali Krama. (BP/nan)

AMLAPURA, BALIPOST.com – Menjelang pelaksanaan Puncak Karya Agung Panca Wali Krama di Pura Agung Besakih yang jatuh pada Rabu 20 Maret nanti, pedagang musiman mulai ramai berjulan. Tak hanya pedangan pendatang, pedagang musiman dari warga Besakih juga mulai banyak mendirikan warung semi permanen untuk tempat mereka berjualan selama karya berlangsung.

Berdasarkan pantauan dilapangan, pedangan musiman yang merupakan orang jawa mulai banyak berjualan di Besakih. Dangan yang di jual beranekaragam. Mulai dari dangan sepatu, pakaian, mainan, makan dan yang lainnya. Mereka ada yang membangunan sendiri, ada juga yang mengontrak tempat yang sudah ada. Selain sepanjang jalan, di terminal utama Besakih tepatnya di Setra Adat Besakih juga mulai ramai bagunan warung-warung semi permanen milik warga Besakih yang juga ikut mencari peruntungan serangkan karya Panca Wali Krama.

Baca juga:  Arus Lalin ke Besakih Padat Dua Arah

Pedagang asli Besakih, I Komang Putra mengatakan, dirinya memang rutin setiap karya di Besakih berjualan.

Kata dia, dangan yang dijual berupa bakso, jajan, kopi, minuman dan yang lainnya. “Saya sudah sejak beberapa hari membangun warung semi permanen untuk berjualan ini. Sekarang mulai ada pemedek yang tangkil,”ujarnya.

Dia mengungkapkan, sesuai pengalaman saat berdagang setiap karya di Besakih, dirinya memang lumayan mendapatkan jualan. Apalagi, sekarang ini karya berlangsung sampai satu bulan tujuh hari, dirinya berharap bisa mendapatkan jualan lebih banyak lagi dari tahun sebelumnya. “Astungkara bisa mendapatkan jualan banyak. Karena karya sekaran ini lebih lama,”harapnya.

Baca juga:  "Peak Season" Pariwisata Tak Dongkrak Kinerja Usaha Pertanian Bali

Pedagang lain, Alex mengatakan, jika dirinya berjualan sepatu. Diamana dirinya mnegontrak tempat untuk menaruh barang daganganya. Dirinya memilih mengontrak, supaya tidak membangun lagi tepat jualan, mengingat sama saja ngontrak lahan selama berjualan. “Kotraknya lumahan mahal sampai karya selasai sampai jutaan rupiah,”ujar pedagangan asal Bandung itu. (Eka Prananda/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *