BOGOR, BALIPOST.com – Hingga akhir 2019, Kementerian Koperasi dan UKM menargetkan sekitar 20 ribu pelaku usaha mikro bisa memanfaatkan aplikasi Laporan Akuntansi Usaha Mikro (Lamikro). Menurut Deputi Pengembangan SDM, Kemenkop UKM, Budi Mustofo, aplikasi yang bisa didownload gratis ini dibuat dengan berbagai kemudahan dan fleksibilitas.
Dijelaskan, Lamikro merupakan aplikasi pembukuan akuntansi sederhana untuk usaha mikro yang bisa digunakan melalui smartphone dengan sistem operasi Android. Mengembangkan bisnis dengan menggunakan Lamikro sudah sangat diharuskan, tujuannya agar para pengguna dalam hal ini para penggerak UKM mikro seluruh Indonesia dapat memonitoring aktfitas keuangan UKM mereka.
Pertama kali Lamikro diluncurkan pada Oktober 2017 oleh Kemenkop dan UKM bekerja sama dengan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Hingga saat ini sebanyak 10.203 usaha mikro telah menggunakan aplikasi ini. Jumlah ini akan terus bertambah seiring dengan sosialisasi dan pelatihan yang bakal intens dilakukan.
Budi mengatakan, untuk mencapai target tersebut pihaknya menggandeng para wirausaha pemula yang sukses untuk mensosialisasikan Lamikro kepada para pelaku usaha mikro. “Para wirausaha pemula tersebut mereka yang tergabung dalam Himpunan Gerakan Kewirausahaan yang telah menggunakan aplikasi Lamikro,” kata Budi.
Selain itu, lanjut Budi, pihaknya menggandeng UPT (Unit Pengelola Kegiatan Keuangan (UPK) di kecamatan-kecamatan di Tanah Air. Para UPK tidak hanya mensosialisasi Lamikro, melainkan juga membina pelaku usaha mikro di daerahnya.
Kegiatan sosialisasi Lamikro telah mendapatkan dukungan dari perbankan khususnya Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Saat ini sudah ada 10 BPR di Provinsi Jawa Timur yang bersedia mensosialisasikan aplikasi Lamikro kepada nasabahnya. Dalam waktu dekat, BPR di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Banten juga bakal menyusul. “Kami juga memanfaatkan para pendamping UKM yang telah mengikuti pelatihan aplikasi Lamikro untuk mensosialisasikan kepada para UKM binanannya,” pungkas Budi.
Pakar IT dari PT Karl Wig, Ludo Lustrous mengatakan, penting bagi pelaku usaha mikro untuk memanfaatkan aplikasi Lamikro dalam melakukan pencatatan keuangan. Kalau biasanya keuangan ditulis di buku, lewat Lamikro para pelaku usaha bisa mencatatnya via ponsel pintar.
Di tempat yang sama, CEO Rubelon.com, Syarif Hidayat menambahkan, berkembangnya teknologi digital yang demikian cepatnya menjadi sebuah peluang bisnis bagi banyak pihak untuk menciptakan tren bisnis baru. “Perubahan dan perkembangan teknologi yang sangat cepat ini, selain bagi para pebisnis, para penggunapun harus bisa menyikapi perubahan tersebut dengan sangat cepat,” kata Syarif. (Nikson/balipost)