SINGARAJA, BALIPOST.com – Petugas Polisi Perairan (Polair) bersama TNI Angkatan Laut (TNI-AL) mengamankan 14 ekor penyu berumur dewasa di sekitar pantai Dusun Goris, Desa Pejarakan, Kecamatan Gerokgak. Jenis penyu hijau itu ditemukan di lokasi keramba tidak bertuan. Diduga, penyu itu akan diperdagangkan ke luar daerah.
Informasi yang dihimpun Senin (18/3), pertama kali penyu ditemukan seorang warga di lokasi kejadian Minggu (17/3) lalu. Curiga dengan temuan hewan laut yang dilindungi itu, warga kemudian melapor kepada anggota TNI-AL dan ke Pol Air.
Hasil pemeriksaan, petugas menemukan tujuh ekor penyu terdampar di daratan pantai. Sementara, tujuh ekor lagi ditemukan di dalam keramba yang berjarak sekitar 500 meter dari daratan.
Khawatir kesehatannya terganggu, 7 ekor penyu dibawa ke Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) di Denpasar untuk dirawat. Sedangkan, 7 ekor yang ditemukan dalam keramba, empat ekor dalam kondisi tubuhnya masih normal dan langsung dilepaskan ke habitat aslinya. Sedangkan, tiga ekor lagi kesehatannya lemah, sehingga ketiga ekor penyu itu untuk sementara dirawat di penangkaran Save Penyu di Pantai Penimbangan, Desa Baktiseraga, Kecamatan Buleleng.
Kasat Polair AKP Putu Ariyana seizin Kapolres Buleleng AKBP Suratno, S.IK mengatakan, untuk sementara belum bisa memastikan siapa yang menaruh belasan ekor penyu yang dilindungi oleh Negara tersebut. Dari hasil pemeriksaan di lapangan, pihaknya belum mendapatkan bukti yang akurat. Bahkan, keterangan dari nelayan termasuk warga yang menemukan tidak ada ketarangan yang mengarah pada pihak yang bertangungjawab terhadap penyu tersebut.
“Setelah kami selidiki, keterangan saksi masih minim. Kami masih terus menggali bukti untuk mencari siapa yang menempatkan penyu itu di TKP, dan mtivnya juga belum kita ketahui secara pasti,” katanya.
Menurut AKP Ariayan, satu-satunya keterangan yang bisa memberikan petunjuk terkait keberadaan penyu itu adalah kelompok nelayan (KN) yang membuat keramba di tengah laut. Akan tetapi, keterangan itu tidak akurat, karena setelah ditelusuri kelompok nelayan itu itu tidak lagi aktif alias bubar. Meskipun mengalami hambatan, namun polisi mmencurigai belasan ekor penyu itu akan diperdagangkan. (Mudiarta/Balipost)