Jalan di Desa Ban, Kubu yang belun diaspal. (BP/Nan)

AMLAPURA, BALIPOST com – Infrastruktur jalan menjadi faktor akses utama dalam memajukan sebuah desa. Hanya saja, sampai saat ini masih banyak infrastruktur yang ada si desa mengalami kerusakan serta belum mendapatkan bagian pengerasan atau diaspal. Seperti jalan di Desa Ban, Kubu. Kondisi itu membuat perkembangan ekonomi warga setempat menjadi terhambat.

Perbekel Desa Ban I Wayan Potag, mengungkapkan, saat ini di Ban baru 30 persen jalan yang diaspal. Sedangkan sebagian banjar seperti Banjar Belong, Jatituhu dan Manik Aji belum memiliki jalan yang layak atau aspal. Kata dia, kondisi tersebut menyebabkan perkembangan perekonomian masyarakat sangat terhambat. “Akibat kondisi itu masih cukup banyak warga miskin di wilayah itu 1.333 KK,”ujarnya.

Baca juga:  Gubernur Terpilih Mulai Bahas Infrastruktur Darat di Rumah Transisi

Potag menambahkan, di desa ban yang paling mendesak dipenuhi guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat yakni pengerasan jalan dan pemenuhan kebutuhan air bersih. Menurutnya, kalau kedua kebutuhan itu sudah ada, maka masalah kesehatan, peningkatan pendidikan masyarakat dan peningkatan perekonomian secara perlahan bakal berkembang. Jelas Potag, ketika belum ada dibuka jalan dari Tianyar tembus ke Ban dan Rendang, hasil pertanian warga sulit dijual. Tapi, Setalah dibuka jalan itu, petani lebih mudah menjual hasil pertanian mereka ke Rendang, Klungkung maupun Buleleng.

Baca juga:  Begini Perkembangan Kasus Covid-19 Terbaru di Karangasem

Kadis PUPR Karangasem, I Ketut Sedana Merta, menjelaskan, jika ada sepanjang 13 KM jalan kabupaten di desa Ban yang belum mendapatkan bagian untuk dikeraskan. Sebab, anggran yang dimiliki sangat terbatas. “Untuk menghotmix jalan itu membutuhkan anggaran mencapai Rp 20 miliar,”jelas Sedana Merta. (Eka Prananda/Balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *