BANYUWANGI, BALIPOST.com – Perairan Selat Bali mendapatkan perhatian khusus selama gawe besar Pemilu. Dua kapal perang dari Komando Armada Wilayah Timur (Koarmatim) diterjunkan di Selat Bali selama persiapan pelaksanaan pemungutan suara. Dari dua kapal perang ini, total personel yang dikerahkan mencapai 140 orang.
Dua kapal perang itu masing-masing, KRI Karang Pilang dan KRI Soputan. Keduanya sudah merapat di dermaga Pelabuhan Tanjungwangi, Banyuwangi sejak dua hari terakhir. “Dua KRI akan siaga di Banyuwangi selama persiapan pemilu hingga setelah pemungutan suara. Mereka akan membantu pengamanan dari sektor laut,” kata Komandan TNI AL (Danlanal) Banyuwangi, Letkol Laut (P) Yulius A. Zaenal, Minggu (24/3).
Dijelaskan, selama di Banyuwangi, dua kapal perang tersebut akan mengamankan Selat Bali dan sekitarnya. Mulai barat Probolinggo, Jember, dan Lumajang. Termasuk, Selat Lombok.
Sasarannya, memberikan dukungan bagi pengamanan di darat. Dan, mengantisipasi kemungkinan pengiriman barang-barang terlarang. “Sejatinya, ini operasi rutin. Namun, mengambil momen jelang Pemilu,” jelas Danlanal.
Selama patroli, dua kapal perang tersebut menyasar titik perairan yang rawan. Sehingga, kemungkinan adanya gangguan dari arah laut bisa diantisipasi sejak dini.
Pihaknya juga sewaktu-waktu bisa meminta bantuan sejumlah kapal perang yang siaga di Laut Jawa dan sekitarnya ke Banyuwangi jika ditemukan ancaman membahayakan. Kedatangan dua kapal perang tersebut, lanjut Danlanal menambah kekuatan pengamanan Pemilu di Banyuwangi.
Sebelumnya, Polres dan TNI menyiagakan sedikitnya 11.536 orang. Terdiri dari gabungan TNI/Polri, Satpol PP dan Linmas. Mereka akan mengamankan 5.120 tempat pemungutan suara (TPS).
Dari jumlah ini, 212 TPS masuk kategori rawan. Tujuh diantaranya masuk potensi sangat rawan. Selama pemilu, salah satu obyek vital, tambang emas di Gunung Tumpangpitu akan diliburkan. (Budi Wiriyanto/balipost)