BANGLI, BALIPOST.com – Hingga mendekati pelaksanaan Pemilu, masih banyak warga yang belum mengerti dan paham tentang tata cara pemilihan. Terutama warga yang berada di wilayah perdesaaan.
Kenyataan itu diungkapkan salah seoarang tokoh masyarakat asal Desa Buahan, Kintamani, I Gede Koyan Eka Putra, Senin (25/3). Dia mengatakan dari beberapa kali pertemuan yang sempat dilakukannya dengan masyarakat di pedesaan, masih banyak warga yang mengaku belum paham tata cara memilih. Terutama warga yang sudah tua.
Menurutnya, ini terjadi karena masih minimnya sosialisasi dari KPU Bangli. “Untuk di Desa Buahan, belum pernah ada sosialisasi dari KPU Bangli. Kemungkinan di desa lain, bisa jadi juga belum pernah. Saya belum pernah dengar sih ada sosialisasi yang dilakukan KPU menyasar hingga desa-desa,” ungkapnya.
Padahal, menurut Koyan hampir 80 persen pemilih di Kabupaten Bangli berada di desa. Agar kondisi ini tidak terus berlanjut hingga hari pencoblosan nanti, Koyan berharap KPU kini lebih mengintensifkan kegiatan sosialisasi ke desa-desa. Apalagi dalam Pemilu kali ini, nantinya pemilih akan diberikan lima jenis surat suara.
Tentu, jika sosialisasi masih tetap minim, masyarakat di perdesaan akan semakin bingung, dan berpotensi menyebabkan banyak suara menjadi tidak sah. “Kalau untuk pemilihan Presiden, mungkin tidak begitu sulit karena ada dua calon dan ada fotonya. Yang jadi persoalan untuk pemilihan Caleg. Banyak masyarakat yang tidak tahu, caleg provinsi siapa, caleg kabupaten siapa, caleg DPR RI siapa, dan lain sebagainya,” ujarnya.
Selain sosialisasi tatap muka langsung ke masyarakat, di era yang serba digital ini, Koyan berharap KPU menggencarkan sosialisasi di media sosial. KPU bisa masuk ke grup-grup medsos untuk membagikan informasi tentang Pemilu. Dengan cara itu, dirinya yakin sosialisasi bisa lebih efektif.
Ketua KPU Bangli I Putu Pertama Pujawan saat dikonfirmasi terpisah mengaku sudah maksimal melakukan sosialisasi Pemilu ke masyarakat sejak beberapa bulan terakhir. Dalam bersosialisasi, pihaknya juga melibatkan 55 orang relawan demokrasi yang setiap hari terus bergerak pagi, siang bahkan malam hari.
Relawan demokrasi tersebut, kata dia, setiap bulannya membuat konten sosialisasi tatap muka menyasar 11 basis masyarakat. “Untuk lebih membumikan sosialisasi ke seluruh lapisan masyarakat, baik PPK dan PPS juga sudah kita berikan bimtek pemungutan dan penghitungan suara. Serta membawa specimen surat suara. Jikapun masyarakat nanti berkeinginan agar ada sosialisasi di wilayahnya. Bisa menghubungi PPS di setiap desa dan juga PPK di kecamatan. Bisa juga menghubungi kami di KPU Bangli,” kata Pujawan. (Dayu Swasrina/balipost)