Kepala BNNP Bali Brigjen Pol. I Putu Gede Suastawa sosialisasi bahaya narkoba kepada pekerja hotel. (BP/istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Ada kecenderungan dalam mengonsumsi narkoba, para pecandu saat akan memilih tempat-tempat sepi atau menyendiri seperti hotel maupun vila. Seperti Kabupaten Badung yang strategis dan pusatnya akomodasi wisata sehingga sangat memungkinkan maraknya peredaran narkoba.

“Untuk itu kami BNNP Bali berupaya membentengi pekerja pariwisata agar tidak sampai terjerumus pakai narkoba. Jumat lalu (22/3) saya bertemu dengan karyawan Hotel Ramada, Kuta, untuk sosialisasi bahaya narkoba,” kata Kepala BNNP Bali Brigjen Pol. I Putu Gede Suastawa, Selasa (26/3).

Apalagi wilayah Kabupaten Badung banyak ada tempat-tempat hiburan malam dan hotel ataupun penginapan yang terkadang menjadi salah satu titik digunakan para pengguna narkoba. Untuk itu BNNP Bali mengajak para pekerja pariwisata, khususnya karyawan hotel ikut mengawasi peredaran narkotika. Dengan demikian tidak menyebar luas di wilayah Badung yang merupakan sentral pariwisata Pulau Dewata.

Baca juga:  Jembatan Jebol Telan Korban, Delapan KK Tak Bisa Melintas 

“Ada kecenderungan orang mengkonsumsi narkoba saat ini akan memilih tempat tempat sepi dan menyendiri. Seperti hotel maupun vila-vila kan banyak dibangun di dekat tebing dan yang jauh dari pemukiman penduduk,” ujar Brigjen Suastawa, didampingi Kabid Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat (P2M) AKBP I Ketut Suandika.

Oleh karena itu BNNP mengharapkan adanya peran aktif dari pengusaha maupun pekerja hotel dan penginapan untuk ikut mengawasi tamunya. Bila ada yang mencurigakan segera informasikan kepada BNNP Bali. “Sejauh ini tidak ada tempat yang aman dari peredaran narkoba. Sehingga peran serta pengawasan dari berbagai lapisan masyarakat sangat diperlukan,” ungkapnya.

Baca juga:  Jelang Tahun Baru, BNNP Koordinasi dengan Ekspedisi

Apalagi saat ini sudah masuk 73 jenis narkotika jenis baru di Indonesia dan masyarakat diharapkan jangan pernah mencoba-coba menggunakan narkoba jenis apapun. Apabila menggunakan narkoba maka 10 persen otak manusia sudah rusak. “Sifat narkoba ada tiga yaitu habitual, toleran dan adiktif,” tandasnya.

Saat ini pekerja swasta berada diurutan pengguna narkoba paling atas disebabkan beberapa faktor, yaitu kemampuan finansial, adanya tekanan pekerjaan dan doping untuk meningkatkan stamina kerja. Tingkat stres tinggi juga memicu individu untuk menggunakan narkoba.

Baca juga:  Edarkan Sabu dan Pil Koplo, Residivis Narkoba Dibui Delapan Tahun

Selain itu adanya informasi keliru yang menyatakan bahwa narkoba dapat meningkatkan stamina dan memberikan rasa senang serta percaya diri bagi penggunanya, membuat masyarakat tergiur. “Itu semua tidak benar. Justru pakai narkoba akan merusak baik kesehatan dan masa depan. Jangan percaya dengan isu-isu menyesatkan seperti itu,” tegas jenderal bintang satu asal Mengwi, Badung ini. (Kerta Negara/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *