Livi Zheng menjadi pembicara dihadapan 100 direksi BUMN. (BP/Dokumen Sun and Moon Films)

BOGOR, BALIPOST.com – Untuk kesekian kalinya, Livi Zheng tampil di hadapan publik. Pada Rabu (27/3) di depan lebih dari 100 orang direksi Badan Usaha Milik Negara (BUMN), sutradara Hollywood, yang tinggal di Los Angeles, Amerika Serikat, hadir sebagai pembicara di acara BUMN HCM “Great Leaders Camp” di Bogor, Jawa Barat.

Topik yang dibawakan Livi Zheng dalam acara tersebut adalah “The Self-Disruptive Leader”. Sebelum berbicara, Livi Zheng memutarkan cuplikan filmnya, “Brush With Danger” dan “Bali: Beats of Paradise”, dan mendapat respon cukup hangat dari para peserta.

Tentang topik presentasinya, Livi Zheng menyatakan, disruptif dikenal sebagai perubahan dari masa datang ke masa kini, yang bisa berujung kekacauan akibat ketidaksiapan sumber daya manusia dan antisipasi perubahannya.

Perempuan asal Jawa Timur ini pun memberikan tips memimpin di tengah era disruptif sekarang ini. Ia mengutarakan, seorang pemimpin, tak selalu lahir lewat pembelajaran di sekolah maupun kekuasaan, tapi dari lingkungan tak terduga, seperti dalam pembuatan film.

Baca juga:  Proyek Jalan Tak Sesuai Target, Bupati Suwirta Ancam "Blacklist" Rekanan

USeorang pemimpin seperti itu, harus punya kemampuan menangkap dan mengolah ide-ide dari anak buah dan lingkungan sekitarnya, negara bahkan budayanya untuk karya-karya dan kemajuan organisasinya. Namun, dengan karakter itu, Livi menambahkan, seorang pemimpin juga harus bisa menularkan jiwa kepemimpinannya dan melahirkan pemimpin-pemimpin baru dalam lingkungan berbeda. “Dengan demikian, kemajuan organisasi kita akan semakin kuat dan luas cakupannya,” tutur Livi Zheng.

Dalam kesempatan itu, Livi Zheng bercerita 15 tahunnya tinggal di luar Indonesia, mulai dari di Beijing hingga di Hollywood. Livi Zheng memimpin sejumlah kru yang semuanya orang Amerika. “Mereka saya ajarkan makan makanan Indonesia, mengenakan batik Indonesia, dan berbahasa Indonesia,” ujarnya.

Menurut Livi, demikian ia biasa disapa, berkarir di Amerika, persaingan yang dihadapinya bukan hanya film-film lokal Amerika, tapi juga film-film dari seluruh dunia. Namun, dengan kepemimpinan yang diterapkannya, di antaranya dengan tetap mempertahankan identitas dan akar budaya bangsa, ia mengaku tak khawatir. “Menjadi orang Indonesia yang dibesarkan di negara yang sangat kaya ini adalah sebuah kelebihan dan dapat memberikan inspirasi tersendiri. Hampir di semua film saya, saya selalu memasukkan unsur-unsur Indonesia. Misalnya di filmnya Brush with Danger, kami memasukkan 50 lukisan dari Indonesia. Demikian pula dalam film Insight, aya memasukkan pencak silat dalam koreografinya. Bahkan, untuk studio film saya, saya menggotong satu container furniture Indonesia ke sana,” papar Livi.

Baca juga:  Ketua Satgas COVID-19 Nasional Sebut Jakarta Belum Pernah Cabut PSBB

Di film terbarunya “Bali: Beats of Paradise”, ia mengangkat kisah inspiratif pemain dan composer gamelan Nyoman Wenten, yang mengejar mimpinya sebagai seniman Bali di Amerika lewat gamelan Bali. “Segala halangan dihadapinya, hingga pengorbanannya meninggalkan keluarga beberapa tahun untuk menyebarkan gamelan di negeri orang. Kini, berkat Nyoman Wenten, gamelan sudah diajarkan di kampus-kampus bergengsi di Amerika,” ujarnya.
Saat ini, gamelan menjadi mata kuliah khusus di banyak universitas di AS, di antaranya, di Harvard University, Massachusetts Institute of Technology (MIT), University of California-Los Angeles (UCLA) dan University of California-Berkeley (UC-Berkeley).

Baca juga:  Debat Pertama Pilkada Bangli Bahas IPM dan Upaya Peningkatannya, Yuk! Cari Tahu Perbandingannya di Bali

Akar Budaya

Sebagai sutradara film Livi Zheng tetap mempertahankan identitas dan akar budaya Indonesia, karya-karyanya selain sangat unik juga mampu bersaing di Hollywood. Buktinya, filmnya “Bali: Beats of Paradise tayang di bioskop-bioskop Amerika, penayangan perdananya berlangsung di Academy of Motion Picture Arts and Sciences, Beverly Hills.

Film ini juga diundang dan ditayangkan di Walt Disney Animation Studios Amerika. Bahkan, ia akhirnya dipercaya menjadi konsultan Walt Disney Pictures untuk wilayah Asia Tenggara.

Di akhir sesinya, selain menyatakan “Bali: Beats of Paradise” akan ditayangkan di jaringan bioskop-bioskop Lotte di Korea pada April mendatang dan ditayangkan perdana di Indonesia pada Juli 2019, Livi mengajak para direksi BUMN bekerjasama untuk mensosialisasi gamelan lewat film “Bali: Beats of Paradise” di bioskop-bioskop Indonesia. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *