BANGLI, BALIPOST.com – Nasib sejumlah siswa sekolah dasar yang berasal dari Banjar Batih Desa Siakin Kintamani tak seberuntung siswa lainnya yang tinggal di daerah perkotaan. Untuk bisa menempuh pendidikan di sekolah, mereka harus rela menempuh jarak yang cukup jauh yakni 5-6 kilometer setiap harinya dengan berjalan kaki.
Bhabinkamtibmas Desa Siakin Bripka I Made Agus Sukranata mengungkapkan, meski harus berjalan jauh setiap hari sejumlah siswa SD dari Banjar Batih diakuinya tetap semangat. Hal itu dibuktikannya saat dirinya melakukan kegiatan sambang, Sabtu (29/4).
Dimana dalam kegiatan sambang tersebut dirinya sempat menjumpai anak-anak yang sedang berjalan dari sekolah menuju rumah masing-masing masih bisa tertawa. Sejumlah siswa tersebut bercanda dengan sesama temannya untuk melepas lelah.
Bripka Agus mengatakan, banyak tingkah lucu yang dibuat anak-anak selepas pulang sekolah. Salah satunya seperti yang dilakukan salah seorang siswa laki-laki yang melepas seragamnya di jalan. “Saat saya tanya kenapa, si anak menjawab agar baju seragam sekolahnya tidak cepat kotor,” ujarnya.
Bripka Agus mengakui bahwa keadaan ekonomi dari sejumlah anak-anak yang ditemuinya dalam kegiatan sambang saat itu kebanyakan tergolong keluarga miskin. Mereka tidak bisa diantar jemput oleh orang tuanya, karena orang tuanya sibuk bekerja. “Mereka biasanya hanya diantar pagi oleh orang tuanya, namun saat pulangnya harus berjalan kaki mengingat kesibukan orang tua mereka di kebun,” terangnya.
Dalam kegiatan sambang yang dilakukannya, Bripka Agus mengaku memberikan motivasi kepada siswa yang dijumpainya untuk selalu semangat belajar. Dirinya meminta para siswa untuk tidak menjadikan jarak sebagai alasan putus sekolah sehingga ke depan bisa menggapai cita-cita yang diinginkan. (Dayu Swasrina/balipost)