melukis
Pelukis senior mendemontrasikan cara melukis Wayang Kamasan. (BP/dwa)
SEMARAPURA, BALIPOST.com – Para pelukis wayang memamerkan tehnik melukis wayang khas Desa Kamasan di Bale Kambang, Taman Kerta Gosa, Senin (1/5). Para pelukis yang tergabung dalam Kelompok Sekar Harum ini memperlihatkan keahlian mereka mulai dari melukis hingga mewarnai wayang khas Desa Kamasan diatas kanvas dan berbagai media lainnya dihadapan para pengunjung Taman Kerta Gosa.

Sejumlah turis asing yang kebetulan mengunjungi Kerta Gosa pun antusias mengamati para pelukis ini beraksi. Selain untuk mengenalkan cara melukis Wayang Kamasan, aksi ini dilakukan juga untuk memeriahkan Hari Puputan Klungkung ke 109 dan HUT Kota Semarapura ke 25.

Ketua Kelompok Sekar Harum Nyoman Arcana mengatakan, kelompoknya yang berjumlah 25 orang ini adalah para pelukis senior yang telah berumur 45 tahun ke atas. Para pelukis yang telah lama bergelut di dunia lukis wayang Kamasan, menggeluti profesi ini sebagai mata pencaharian.

Baca juga:  Dari Rembug Seniman, Menggagas Strategi Seni Budaya Mewujudkan Bali Era Baru

Kelompok ini telah diakui Pemkab Klungkung untuk ikut berpartisipasi mengenalkan cara melukis wayang Kamasan setiap harinya di taman Kerta Gosa. “Setiap harinya secara bergiliran anggota kelompok kami memamerkan cara melukis wayang, namun kali ini untuk memeriahkan festival, seluruh kelompok bersama sama melukis wayang Kamasan di tempat ini,” ujar Nyoman Arcana

Dirinya menambahkan lukisan wayang khas Desa Kamasan sudah ada sejak jaman Ida Dalem Waturenggong. Ide awal lukisan ini untuk beryadnya melalui pembuatan hiasan hiasan upacara agama seperti kober ider-ider, ulon- ulon, tedung, kipas, dan lainnya.

Cerita-cerita yang digambarkan mengandung nilai filosofis agama Hindu dan budaya Bali. Oleh karena itu, lukisan atau ukiran gaya Kamasan atau wayang Kamasan merupakan warisan budaya yang hingga sekarang masih nampak utuh.

Baca juga:  Puluhan Seniman Galang Dana Untuk "Susik" Bondres

Agar tetap dapat eksis di zaman modern ini lukisan wayang terus berinovasi dengan menggunakan berbagai media seperti kipas, payung, telor, dompet dan sokasi sehingga memiliki nilai komersial. “Kami setiap harinya bergelut dengan seni lukis klasik wayang Kamasan. Kami inilah yang mengajarkan kepada anak-anak dan cucu kami cara melukis wayang sehingga lukisan ini tidak punah karena tidak ada yang menekuni,”ujar Nyoman Arcana.

Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta yang hadir pada kegiatan itupun bernostalgia tentang masa mudanya dulu yang pernah belajar melukis wayang Kamasan karena pernah tinggal selama 2 tahun di Desa Kamasan di rumah Bapak Tarca. Bahkan seluruh anggota dari kelompok ini pun dapat dikenali satu persatu oleh Bupati Asal Nusa Ceningan ini. “Dulu saya sempat belajar dan bisa melukis Wayang Kamasan, namun kini sudah lupa,” ujar Bupati Suwirta.

Baca juga:  Tekan Polusi, Polda Targetkan Tanam Puluhan Ribu Pohon

Dirinya menyakinkan kepada para pelukis ini, bahwa lukisan Kamasan harus tetap lestari. Proses regenerasi harus terus dilakukan sehingga ciri khas lukisan ini tidak punah. Di tengah upaya Pemkab untuk mewujudkan Desa Wisata Kamasan, lukisan ini nantinya akan dijadikan ujung tombak menarik para wisatawan ke Desa Kamasan. “ Lukisan Wayang Kamasan yang sudah terkenal akan kita jadikan sebagai ujung tombak Desa Wisata Kamasan,” ujar Bupati Suwirta optimis. (dewa farendra/balipost)

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *