Ilustrasi. (BP/dok)

NEGARA, BALIPOST.com – Nasib naas dialami sejumlah warga Banjar Wali, Desa Yehembang, Kecamatan Yehembang yang sedang bekerja memanen padi di Banjar Tembles, Desa Penyaringan, Jumat (5/4) siang. Bahkan dua orang perempuan paruh baya tewas tersambar petir dan sejumlah lainnya luka-luka.

Informasi yang dihimpun, sekaa manyi (panen) sekitar 12 orang sejak pagi melakukan aktivitas panen padi di sawah milik Dewa Kade Jember di Tembles. Menjelang siang, sekitar pukul 12.15 Wita, kondisi mendung disertai hujan deras, mereka berteduh di salah satu gubuk di tengah sawah untuk istirahat dan makan siang.

Baca juga:  Pasutri di Candikuning, Tewas Berpelukan Tertimpa Material Tembok

Saat berteduh, 12 orang itu berpisah. Sepuluh orang di sekitar gubuk dan 2 orang di tempat lain. Tiba-tiba petir menyambar di lokasi gubuk tempat 10 orang buruh tani itu berteduh.

Mereka berjatuhan, di antaranya diketahui sempat pingsan. Dua buruh tani yakni Ni luh Niarti (50) dan Ni Luh Mi (41) didapati sudah tak bernyawa. Dua warga yang agak jauh dari lokasi mendapati semua berjatuhan kemudian meminta pertolongan warga lainnya dan mengecek kondisi kesepuluh rekan mereka itu.

Kapolsek Mendoyo, Kompol Gusti Agung Sukasana dikonfirmasi membenarkan musibah orang disambar petir di Tembles tersebut. Dua orang diketahui sudah meninggal dunia dan delapan lainnya menjalani perawatan di Puskesmas Mendoyo. “Dua meninggal, mereka dari Yehembang sedang memanen padi di sawah,” ujar Sukasana.

Baca juga:  Evaluasi Mendalam Pemilu 2019

Selain dua orang korban meninggal, delapan korban yang juga terdampak petir di antaranya Sayu Nami (55) Banjar wali, Ni Nengah Ariani (45), Sayu Kade Sunarti (50) dan Ni Ketut Diah Raini Purnami (45) keempatnya asal Banjar Wali, Yehembang, Ni Nyoman Kormi (50) asal Banjar Bale Agung, Yehembang. Selain itu ada Ni Wayan Sumarni (47), Ni Luh Darma Wati (40) dan Ni Nyoman Rudi (45) ketiganya asal Banjar Kaleran, Desa Yehembang.

Baca juga:  Gempa Tremor Overscale Muncul Lagi

Aparat Polsek Mendoyo yang dipimpin Kanit Reskrim Ipda I Gusti Ngurah Artha Kumara bersama warga sekitar langsung melakukan evakuasi terhadap korban. Polisi juga telah melakukan olah TKP kejadian.

Diduga pemicu petir menyambar lokasi itu karena salah satu ada yang menghidupkan ponsel. “Dari informasi saksi ada yang menghidupkan handphone, tapi kita belum bisa pastikan itu penyebabnya,” tukas Kapolsek. (Surya Dharma/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *