MANGUPURA, BALIPOST.com – Untuk membangun Bali, tidak perlu jauh-jauh melakukan studi banding ke Eropa ataupun ke negara lain. Karena semua referensi untuk pembangunan di Bali sudah ada dan sudah lengkap sekali ada di Bali.

Seperti yang disampaikan Gubernur Bali Wayan Koster, Bali perlu ditata kembali secara fundamental dan komprehensif. Orisinil terkait konsep membangun Bali itu sudah ada di Bali sejak dahulu. Hal ini menurutnya merupakan sesuatu hal yang luar biasa sekali untuk referensi membangun Bali. Tidak hanya itu, ini juga sebagai referensi untuk mengembalikan kepada nilai kearifan lokal yang dimiliki Bali secara taat. Karena Belakangan ini Bali sudah berada pada posisi yang kurang baik.

“Bali mengalami pergeseran yang luar biasa, Bali mengalami degradasi, kemunduran, dari peradaban dahulu yang luar biasa menyangkut alam, manusia budayanya,” kata Koster disela sosialisasi program Gubernur Bali, Nangun Sat Kerthi Loka Bali, dalam meningkatkan sinergi Unud dengan pemerintah provinsi Bali, Kamis (11/4) di gedung Widya Sabha kampus Unud.

Baca juga:  Berubah Nama Tak Pengaruhi Status LPD dalam UU LKM

Ditegaskannya, kedepan, apabila kita tidak tata kembali secara fundamental dan komprehensif, maka Bali akan mengalami kehancutan. Dengan adanya intervensi, perkembangan lmu pengetahuan dan teknologi termasuk daya saing, pohaknya yakin Bali bisa bersing. “Untuk itu, sebelum terlambat, Bali harus di tata kembali secara fundamental komperehensif, menyeluruh, terarah dan terintegrasi. Untuk itu tugas saya sekarang adalah menjalankan Visi ini untuk mebangun Bali Lima tahun kedepan,” tegasnya.

Baca juga:  Demokrat Bangli Usung Mudarta Sebagai Cagub 2018

Dijelaskan Koster, Visi yang dimaksud adalah untuk mewujudkan Bali Era Baru. Yaitu suatu era yang ditandai dengan tatanan kehidupan baru “Bali yang Kawista, Bali kang tata titi tentram kerta raharja. Gemah ripah lohjinawi”. Yakni tatanan kehidupan holistik yang meliputi tiga dimensi utama yaitu pertama menjaga keseimbagan alam manusia dan budaya Bali, ini yang paling prinsip. Kedua memenuhi kebutuhan hidup dan harapan krama Bali dalam berbagai aspek. Ketiga mengantisipasi adanya tantangan Baik secara nasional maupun global. “Tiga aspek utama yang akan ditata yaitu alam, manusia dan budaya. Ini menjadi fokus pembangunan bali yang berdasarkan nilai-nilai tri hita karana, yang berakar dari nilai kearifan lokal yaitu sad kerthi,” ucapnya.

Dikatakannya, ini merupakan konsep orisinilnya Bali. Karena ini menjadi momentum untuk dibangkitkan nilai-nilai untuk menghadapi situasi yang sudah buruk. Bali ini harus diptoteksi, harus dinormalisasi kembali, harus direvitalisasi dan harus dikonservasi baik alam manusia dan budayanya. Untuk itu pembangunan yang berpotensi merusak alam bali, itu harus dilarang dengan keras. “Termasuk rencana reklamasi Teluk Benoa. Itu Harga mati, No.! Tidak ada itu,” tegasnya.

Baca juga:  FSBJ II Dukung Pelestarian Kebudayaan di Masa Pandemi

Sementara, Rektor Unud, Prof. Dr.dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S (K)., mengatakan, kegiata sosialisasi program Gubernur Bali ini diikuti oleh seluruh Civitas akademika Unud. Pihaknya berharap, dengan sosialisasi ini, bisa meningkatkan peran serta perguruan tinggi dalam pembangunan di Bali. Untuk itu, sinergitas antara pemerintah dengan Unud sangat diperlukan. (Adv/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *