MANGUPURA, BALIPOST.com – Seiring meningkatnya pemanfaatan energi terbarukan untuk alternatif ramah lingkungan, Bali memiliki potensi tinggi mengembangkan pembangkit listrik untuk salah satu energi terbarukan. Potensi yang sangat tinggi itu adalah energi surya karena letak geografis dan cuaca yang mendukung.

Menurut Kepala Greenpeace Indonesia, Leonard Simanjuntak, potensi energi surya yang dimiliki Bali memang cukup besar yaitu 32.000 GWh hingga 53.300 GWh per tahun dengan menggunakan solar PV jenis thin-film silicon sebagai opsi termurah. Hal ini menurutnya potensi energi surya tersebut telah jauh melebihi kebutuhan listrik di provinsi Bali pada tahun 2028 yaitu sebesar 9,828 GWh per tahun.

“Pemerintah provinsi Bali saat ini sedang menyusun peraturan Gubernur mengenai pemanfaatan energi terbarukan di Bali. Yang memuat kebijakan untuk mendukung pengembangan energi terbarukan termasuk energi surya. Selain itu, penyusunan rencana umum ketenagalistrikan provinsi (RUKP) Bali tentang pembangunan sistem kelistrikan untuk beberapa tahun mendatang juga sedang berjalan,” katanya disela diskusi membahas energi terbarukan terutama energi surya, Jumat (12/4) di Jimbaran.

Baca juga:  Puluhan Hektar Lahan di Desa Bulian Hasilkan Ribuan Ton Buah Naga

Sementara, Ketua Center of Excellence Community Based Renewable Energy (CORE) Universitas Udayana, Ir. I. A. Dwi Giriantari, M.Eng,Sc., PhD. mengatakan, teknologi untuk pemanfaatan energi surya sudah sangat memadai dan secara keekonomian juga makin menjanjikan. Pada saat bersamaan, Pemerintah Provinsi Bali memiliki komitmen kuat dengan visi “Bali bersih hijau dan indah” dan kesadaran masyarakat akan pentingnya pemanfaatan energi bersih juga sudah mulai terbangun.

Baca juga:  Gangguan Pembangkit, PLN Kembali Lakukan Pemadaman Bergilir hingga 12 Januari

Biaya pembangkitan energi terbarukan kata Dia, sudah dapat menyaingi biaya pembangkitan batubara saat ini. Bahkan dengan mengabaikan subsidi untuk energi batu bara. Dengan melakukan perhitungan biaya amortisasi per kWh energi yang dihasilkan oleh energi surya atap selama lebih dari 20 tahun, harga listrik yang dihasilkan adalah Rp 800/kWh.

Harga ini 45 persen lebih murah dibandingkan tarif dasar listrik (TDL) yang diberlakukan PLN saat ini yang kemungkinan akan mengalami kenaikan dalam waktu dekat. Berdasarkan hasil studi, industri energi surya akan menciptakan lebih banyak lapangan kerja.

Baca juga:  Vaksinasi Bukan Segala-galanya, Disuntik Vaksin Masih Berpotensi Terinfeksi COVID-19

Panel surya telah menciptakan jumlah pekerjaan terbanyak dibandingkan dengan sumber energi terbarukan lainnya, mencapai sekitar 3,1 juta pekerjaan di seluruh dunia. Dibandingkan dengan energi konvensional, panel surya menciptakan sebanyak 10 pekerjaan/MW, jauh lebih tinggi daripada tenaga batu bara yang hanya menciptakan 1 pekerjaan/MW.

“Dengan kata lain, untuk memenuhi seluruh kebutuhan listrik Bali pada tahun 2027, akan tercipta lebih kurang 10,000 pekerjaan baru jika penambahan kapasitas listrik tersebut akan dipenuhi dengan menggunakan energi surya. Pemerintah Provinsi Bali akan dapat mengurangi angka pengangguran yang saat ini mencapai 22,345 orang,” ujarnya. (Yudi Karnaedi/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *